REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono menegaskan tidak akan memaksakan peresmian koridor 13 dalam waktu dekat bila prosedur keamanan belum siap."Koridor 13 enggak (dipaksakan), kan survei sudah mulai Januari sampai Februari, ada beberapa catatan cuma mungkin ada beberapa yang selesai di Juni tapi ternyata belum," ujar Budi di Gedung Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (15/6).
Menurut Budi, koridor 13 harus tetap dijalankan setelah semua prosedur keamanan dan keselamatan sudah memenuhi. "Yang penting bisa jalan nih, masa koridor 13 sudah bagus nggak kita jalanin. Tapi perbaiki dulu prioritas keamanan, simple keinginan Transjakarta," ucapnya.
Beberapa yang masih harus dilengkapi adalah beberapa pintu otomatis yang belum memenuhi standar seperti di Hallte CSW, Halte Cipulir, Halte Swadarma dan Halte Adam Malik. Ketinggian di koridor 13 menjadi salah satu kendala penempatannya. "Berarti akses harus ke bawah kalau emergency dan pada saat turun ke bawah platform pakai border, jadi kita hindari lokasi basah. Kami khawatir kalau lokasi hujan masuk ke dalam, jadi becek dan turun ke bawah. Permintaan untuk safety tadi itu supaya kami bisa overrated," jelas Budi.
Selain itu, beberapa letak loketnya juga harus diterpasang pintu yang memenuhi standar pelayanan. "Ada beberapa posisi loket yang keliru. Lubang loket kasir seharusnya lurus dengan arah arus pelanggan datang, bukan di samping, sehingga pelanggan yang bertransaksi tidak mengganggu antrian," ujar Budi.
Lebih lanjut, dia menambahkan, pengoperasian koridor tersebut saat ini juga masih harus menunggu kesiapan dari pihak Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Namun, ia tetap berharap pengoperasian Transjakarta bisa tetap dijalankan pada 22 Juni 2017."Ya pengennya kan pas ulangtahun Jakarta kita punya koridor baru, tapi ya tetap kita harus sesuai prosedur keamanan dulu," ujarnya.