Jumat 16 Jun 2017 00:41 WIB

Keadilan Penting untuk Ciptakan Indonesia yang Maju

Spanduk bertuliskan lima sila Pancasila disertai ayat-ayat Alquran dan artinya terpampang di Jalan Pejaten Raya Jakarta Selatan, Kamis (1/6). Tanggal 1 Juni kembali diijadikan hari libur nasional sebagai Hari Jadi Pancasila setelah sempat  ditiadakan di era Soeharto.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Spanduk bertuliskan lima sila Pancasila disertai ayat-ayat Alquran dan artinya terpampang di Jalan Pejaten Raya Jakarta Selatan, Kamis (1/6). Tanggal 1 Juni kembali diijadikan hari libur nasional sebagai Hari Jadi Pancasila setelah sempat ditiadakan di era Soeharto.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Anggota Fraksi PPP DPR RI Achmad Dimyati Natakusuma menegaskan, semua penyelenggaraan kehidupan kemasyarakatan dan pemerintahan negara harus mengandung nilai-nilai Pancasila. Sebab, kata dia, Pancasila oleh bangsa Indonesia digunakan sebagai pandangan hidup, petunjuk hidup, dan dasar negara. 


"Pancasila juga sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia, meskipun bangsa ini terpisah di berbagai wilayah, dasar negara tetap satu, yaitu Pancasila," ujar Dimyati dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Kamis (15/6).

Dimyati mengungkapkan, Pancasila merupakan fondasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia pun menyosialisasikan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dihadapan
Ikatan Pendidik Quran (IPQ) di Sasana Krida Koja, Jakarta Utara, pada Sabtu (10/6) lalu.

Menurut dia, kelima sila Pancasila yang sah dan resmi terdapat dalam alinea ke-4 pembukaan UUD 1945, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Seluruh rakyat Indonesia mendasarkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Meskipun berbeda-beda agama dan keyakinan, mereka pada intinya adalah berketuhanan yang Maha Esa," tutur Dimyati.

Dimyati juga mengungkapkan, bangsa Indonesia tidak menyetujui sikap yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan. "Jika ada pelanggaran terhadap kemanusiaan, hal itu pasti akan ditentang. Seluruh rakyat indonesia diharuskan untuk saling mencintai dan menghargai sesama,serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," kata dia.

Menurut dia, bangsa Indonesia bersikap saling menghormati, mengakui persamaan derajat dengan tidak membeda-bedakan suku, agama dan kepercayaan, keturunan, kedudukan sosial, dan warna kulit. "Karena perbedaan itu di mata bangsa Indonesia adalah sama," ungkapnya.

Ia pun menegaskan, setiap maanusia harus diperlakukan secara adil dan beradab. Bangsa Indonesia, kata dia,  menolak segala bentuk penindasan dan perlakuan tidak adil suatu bangsa terhadap bangsa lain.

Bangsa Indonesia, papar dia, menempatkan persatuan dan kesatuan serta kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. "Menjaga keutuhan NKRI, di mana doktrin 'NKRI harga mati' sangat membutuhkan persatuan dan kesatuan bangsa," kata dia.

Menurut Dimyati, segala persoalan harus diselesaikan dengan jalan musyawarah untuk mufakat. Bangsa Indonesia, kata dia, harus senantiasa mendorong musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan masalah-masalah.

"Bangsa ini juga ingin mewujudkan keadilan yang berkemakmuran dan kemakmuran yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Keadilan sangatlah penting untuk menciptakan Indonesia yang maju dan sejahtera." 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement