Kamis 15 Jun 2017 21:33 WIB

Lomba Pidato Pancasila Pakai Bahasa Lampung

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Pengunjung mengamati arsip lahirnya Pancasila yang dipamerkan di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (2/6).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Pengunjung mengamati arsip lahirnya Pancasila yang dipamerkan di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – DPC PDIP Kota Bandar Lampung menggelar lomba pidato tentang Pancasila menggunakan Bahasa Lampung, Kamis (15/6). Pidato bahasa lokal tersebut manarik perhatian agar bahasa daerah tidak punah.

Ketua DPC PDIP Kota Bandar Lampung Wiyadi mengatakan, ide menggelar pidato soal Pancasila berkaitan dengan hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni. “Ini salah satu melestarikan bahasa daerah lewat pidato Pancasila,” kata Wiyadi yang juga ketua DPRD Kota Bandar Lampung.

Menurut dia, ide awal pidato tentang Pancasila tersebut berasal dari pelaksana harian Ketua DPD PDIP Lampung Bambang DH. Plh ketua DPD PDIP yang baru menjabat dua bulan setelah ditinggalkan ketua lama Sjachroedin ZP yang menjadi Duta Besar di Kroasia.

Ia mengapresiasi ide Bambang DH yang mengangkat topik pidato tentang Pancasila namun dalam praktiknya peserta menggunakan Bahasa Lampung. Tujuannya ada dua, mengenang kelahiran Pancasila, dan melestarikan bahasa lokal agar tidak punah.

Bambang DH mengatakan, sebagai pewaris bangsa sudah sepatutnya melestarikan budaya bangsa yakni bahasa daerah. Kekhawatiran bahasan daerah yang penuh, perlu upaya untuk melestarikan dengan berbagai media. “Bahasa daerah ini hampir punah,” ujarnya.

Ia mengatakan bila Bahasa Lampung tidak segera dilestarikan dengan berbagai upaya, maka tidak akan lama lagi Bahasa Lampung akan hilang, dan generasi yang akan datang tidak mengetahui bahasa daerahnya sendiri. 

Menurut dia, sangat miris bila orang daerah tidak menggunakan bahasa daerahnya sendiri, maka lambat laun bahasa daerah akan punah, karena tidak pernah mau dilestarikan.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement