REPUBLIKA.CO.ID,BANJARNEGARA -- Mendekati Hari Raya Idul Fitri, banyak oknum mulai 'meneror' kades atau aparat pemerintahan desa. Dengan berbagai modus, oknum tersebut memaksa perangkat desa atau Kades untuk memberikan uang pada mereka.
''Ada juga oknum yang secara terang-terangan meminta THR,'' jelas Kepala Desa Sokayasa, Kecamatan Banjarnegara, Sidi Priyanto, Rabu (14/6).
Oknum yang belakangan gencar meneror desa ini, menurut Sidi, berasal dari berbagai latar belakang organisasi. Ada yang mengaku dari LSM, ormas tertentu, wartawan, dan ada juga yang mengaku berasal dari institusi resmi.
''Mereka mendatangi para kades dan mengancam akan mengadukan permasalahan seputar penggunaan Dana Desa dan urusan keuangan desa. Tapi ujung-ujungnya, mereka selalu menyatakan tidak akan melaporkan bila mendapat sejumlah uang,'' katanya.
Menurutnya, adanya aksi 'teror' tersebut cukup merepotkan beberapa kades, karena saat ini banyak Kades yang baru belajar mengelola otonomi desa dengan kucuran dana desa yang lumayan besar. Sementara ilmu dan pengalaman masih dangkal, sehingga banyak Kades yang belum paham betul pengelolaan keuangan desa. ''Kelemahan ini dimanfaatkan oknum tersebut untuk mengeruk keuntungan sendiri,'' ujarnya.
Wakil Bupati Syamsudin menanggapi keluhan Kades tersebut, menegaskan bahwa dia dan Bupati Budhi Sarwono tidak akan tinggal diam terhadap aspirasi kades-kades tersebut. Apalagi para Kades ini merupakan kepanjangan tangan pemerintah pada level pemerintahan paling bawah.
Namun dia menyatakan, pihaknya tidak bisa menangani secara khusus persoalan tersebut. ''Kami akan percayakan penanganan masalah itu pada dinas teknis terkait yang menangani, Dispermades,'' katanya.
Sementara itu, Kepala Dispermades, Imam Purwadi, mengakui saat ini memang sudah banyak Kades dari seluruh wilayah di Banjarnegara yang melaporkan adanya teror dari sejumlah oknum. Bahkan, beberapa Kades mengaku sudah sangat kewalahan menghadapi teror tersebut. ''Entah bagaimana, mereka bisa mengetahui kelemahan desa sampai yang detail,'' katanya.
Melihat cara kerjanya, Imam menduga, mereka ini seperti sebuah konspirasi dari berbagai pihak dengan peran masing-masing. Ada oknum yang bertugas mengancam, ada oknum yang bertugas seolah-olah ingin mempublikasikan, dan ada oknum dari dalam. ''Tentu sepanjang kesalahan kades karena kesalahan administrasi karena ketidaktahuannya bukan karena perbuatan yang memang disengaja ingin menyalah-gunakan keuangan,'' katanya.
Iman menengarai situasi ini akan meningkat dengan makin mendekatnya dengan Hari Raya Idul Fitri. Bahkan Bupati sudah secara tegas mengatakan akan membentuk tim khusus untuk mengurai masalah ini. ''Bupati minta para Kades tidak perlu khawatir. Pemkab akan bekerjasama dengan terkait untuk mengawal masalah ini,'' ujarnya.