Senin 12 Jun 2017 21:03 WIB

Ratusan Warga Mengungsi Akibat Banjir di Lombok

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham
Banjir Lombok (ilustrasi).
Foto: dok. BPBD Lombok Barat
Banjir Lombok (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sejumlah wilayah di Pulau Lombok mengalami musibah banjir usai hujan deras sejak siang tadi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, Muhammad Rum mengatakan, wilayah yang tergenang banjir meliputi Kelurahan Kekalik Kijang, Kelurahan Mapak, dan Kelurahan Sekarbela di Kota Mataram, kemudian Desa Labuapi dan Desa Lembuak di Kabupaten Lombok Barat, serta Desa Bagu di Lombok Tengah.

"Banjir ini dampak hujan yang turun sejak pukul 13.00 Wita sampai dengan 19.00 Wita dan juga adanya awan Kumulonimbus di atas wilayah NTB," kata Rum di Mataram, NTB, Senin (12/6), malam.

Rum melanjutkan, tingginya curah hujan dengan kondisi drainase yang tidak menampung menjadi alasan lain di balik terjadinya banjir tersebut. BPBD NTB juga mencatat terdapat 340 kepala keluarga di Dusun Paok Dodol, Lombok Barat yang harus mengungsi ke Masjid Labuapi sementara ini.

Rum menambahkan, BPBD NTB maupun BPBD kabupaten/kota tengah melakukan inventarisasi terhadap penduduk maupun sarana prasarana masyarakat yang dibantu Tagana, Polri dan TNI, memberikan karung pasir. "BPBD memantau kondisi dilokasi kejadian sampai keadaan benar-benar aman," kata Rum melanjutkan.

Salah satu lokasi yang tergenang air cukup parah terdapat di Lingkungan Kekalik Jaya, Sekarbela, Kota Mataram. Seorang warga Kekalik Jaya, Afif mengatakan, banjir seperti ini kerap melanda wilayah Kekalik Jaya karena luapan Sungai Ancar. "Tadi hujan tidak berhenti dari siang dan juga deras, pas sore baru banjirnya agak parah," ujar Afif kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (12/6), malam.

Afif yang bekerja di rental komputer di Kekalik Jaya mengatakan, belum lama ini juga wilayah ini diterjang banjir cukup parah hingga air luapan sungai masuk ke dalam tokonya. Menurut Afif, lokasi terparah banjir kali ini berada di perkampungan yang ada di pinggir Sungai Ancar. "Kalau di pinggir sungai bisa sampai selutut orang dewasa," lanjut Afif.

Warga lainnya, Abah mengatakan, banjir merupakan hal yang biasa terjadi tatkala hujan deras melanda wilayah ini, meski tidak separah beberapa tahun belakangan. Pensiunan PNS di Lombok Barat ini mengaku khawatir jika banjir tidak segera tertangani. "Saya punya kedai kopi, ngeri juga kalau hujan terus, bisa banjir tempat saya juga masuk ke dalam," kata Abah.

Abah menambahkan, beberapa waktu lalu banjir sempat masuk ke dalam kedai kopi miliknya yang mengakibatkan korslet. Saat itu, kedai miliknya dalam keadaan tertutup dan banyak kabel serta elektronik lainnya yang berada di lantai. "Semoga saja tidak semakin besar," kata Abah.

Pantauan Republika.co.id, sejumlah ruas jalan di Kekalik Jaya seperti Jalan Swadaya hingga Jalan Swasembada tergenang cukup parah. Beberapa kendaraan roda dua terpantau masih memberanikan diri menerobos genangan air. Hingga pukul 19.54 Wita, hujan sudah tidak lagi turun, namun genangan air masih cukup tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement