REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PP Muhammadiyah yang memiliki perguruan tinggi Muhammadiyah menjajaki kerja sama riset pengelolaan energi minyak dan gas dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Kerja sama itu dimungkinkan terealisasi pada tahun ini.
Rencana tersebut mengemuka dalam pertemuan antara Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dengan Menteri ESDM Ignasius Jonan di Kantor PP Muhammdiyah, Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta, Ahad (11/6) malam.
Jonan tiba di kantor PP Muhammadiyah, pada pukul 19.15 WIB, selanjutnya ia menggelar pertemuan tertutup dengan Haedar Nashir selama kurang lebih 30 menit.
Usai pertemuan, Haedar Nashir menjelaskan kedatangan Menteri ESDM antara lain ingin menjalin kerja sama dengan Muhammadiyah yang selama ini memiliki banyak perguruan tinggi dengan program-program di bidang pengelolaan migas. "Tentunya perlulah masukan-masukan yang sifatnya akademis," kata dia.
Menurut dia, dalam kerja sama itu memungkinkan dapat dikomparasikan hasil-hasil riset dari Kementerian ESDM dan riset yang dilakukan sejumlah perguruan tinggi Muhammadiyah.
Lebih spesifik, Haedar mengatakan, hal prioritas yang dapat dikerjasamakan Muhammadiyah dan Kementerian ESDM yakni mengenai program-program pengembangan pengelolaan migas. "Kita bisa bekerja sama mulai tahun ini," ujarnya.
Menurut dia, selama ini Muhammadiyah selalu mengampanyekan untuk bersikap efisien dalam pengelolaan sumber daya alam. "Jangan sampai ada inefisiensi dalam pengelolaan SDA dan menurut saya Pak Jonan ini kan termasuk tipe yang mampu bekerja efisien," kata Haedar.
Sementara itu, Jonan menuturkan pihaknya meminta masukan dari Muhammadiyah mengenai pengelolaan minyak dan gas di Indonesia.
"Ya saya minta masukan ke PP Muhammadiyah. Kira-kira ada masukan apa terkait pengelolaan migas yang lebih baik," kata Jonan singkat, seusai melakukan pertemuan itu.