Senin 12 Jun 2017 03:15 WIB

Dahnil: Gerakan Antikorupsi Harus Jadi Gaya Hidup

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Dahnil Anzar Simanjuntak
Foto: dok pribadi
Dahnil Anzar Simanjuntak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, salah satu rekomendasi dan komitmen Penting dalam Konvensi Antikorupsi Jilid 2 ini adalah mengulang kembali komitmen Gerakan Berjamaah Lawan Korupsi yang diinisiasi Pemuda Muhammadiyah.

Dahnil mengatakan gerakan antikorupsi harus menjadi gerakan kebudayaan, gerakan massal dan bukan gerakan sporadis berbasis donor. "Pemuda Muhammadiyah berkomitmen menjadikan Gerakan Antikorupsi sebagai gaya hidup bagi anak-anak muda saat ini khususnya di kalangan Pemuda Muhammadiyah," katanya, Ahad (11/6).

Menurut Dahnil, hanya melalui kebudayaan barulah yang bisa melawan praktik korupsi yang masif. Tentunya, melalui gerakan pendidikan yang dilakukan secara masif yang mendorong perubahan pola bersikap dan bertindak, setidaknya anak muda berani menjadikan antikorupsi sebagai sikap hidup atau gaya hidup.

Misalnya dimulai dari kebiasaan antre, menjaga kebersihan, tepat waktu, tidak menyontek atau plagiat dan lainnya yang merupakan nilai-nilai dasar antikorupsi itu sendiri.

Seperti diketahui, Konvensi Antikorupsi Jilid 2 dengan mengusung tema “Integritas dan Produktifitas Kaum Muda untuk Keadilan Sosial” yang digelar di Jakarta pada 10-11 Juni 2017, ini resmi ditutup pada sore tadi. Acara ini diselenggarakan di Aula KH. Ahmad Dahlan, Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jalan Menteng Raya No. 62 Jakarta Pusat.

Konvensi Antikorupsi yang digelar Pimpinan Pemuda Muhammadiyah setiap tahunnya ini, sebagai pertemuan tahunan 25 Madrasah Antikorupsi yang dibentuk Pemuda Muhammadiyah di 24 kota/kabupaten di seluruh Indonesia.

Selain dihadiri 24 Kepala Madrasah Antikorupsi Pemuda Muhammadiyah, juga dihadiri 33 Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Dari 33 Provinsi. Turut hadir sebagai narasumber Konvensi Antikorupsi antara lain Busyro Muqoddas, Hidayat Nur Wahid, Agus Rahardjo, Mustofa Kamal, Dahnil Anzar Simanjuntak, David Holfman, Farid Wajdi, Almas Sjafrina, Arief Budiman, Pramono U. Tanthowi, Febri Diansyah dan Julius Ibrani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement