Jumat 09 Jun 2017 20:24 WIB

PKS Minta Ridwan Kamil 'Bertobat', Nasdem: Apa Dosa Dia?

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andri Saubani
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menjelaskan paparannya saat acara Bandung Menjawab di Taman Sejarah Kota Bandung, Jalan Aceh, Kota Bandung, Kamis (18/5).
Foto: Mahmud Muhyidin
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menjelaskan paparannya saat acara Bandung Menjawab di Taman Sejarah Kota Bandung, Jalan Aceh, Kota Bandung, Kamis (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Beberapa waktu lalu, politisi Partai Gerindra, Ferry Juliantono menyatakan kekecewaannya kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang didukung Partai Nasdem untuk maju dalam Pilgub Jawa Barat 2018. Ferry bahkan melontarkan pernyataan partainya membuka peluang pengusungan kepada Ridwan Kamil jika insaf. Pernyataan ini juga dilontarkan oleh politisi PKS, Harris Yuliana yang meminta Ridwan Kamil 'bertobat'. Baca juga, Politikus PKS Imbau Ridwan Kamil 'Bertobat'.

Pernyataan itu pun mendapat tanggapan dari Partai Nasdem sebagai parpol yang telah menyatakan dukungan. Partai besutan Surya Paloh itu pun membela pria yang akrab disapa Emil. Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Barat Saan Mustopa mengatakan kedua partai tersebut tidak memiliki hak memberikan pernyataan seperti itu. Meskipun dua partai ini menjadi pengusung Emil saat maju wali kota pada 2013 lalu.

"Apa dosanya Kang Emil harus insaf dan tobat? Kan nggak punya dosa apa pun dengan dua partai ini. Mereka juga bukan malaikat yang bisa minta orang tobat dan insaf," kata Saan dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Wilayah Partai Nasdem di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Jumat (9/6). Menurutnya, Emil tidak melakukan kesalahan apapun baik sebagai wali kota maupun individu dalam konteks politik.

Saan menuturkan Partai Nasdem mendukung Emil tanpa imbal balas mahar apapun. Hanya persyaratan yang disebutnya demi kemaslahatan umat seperti tidak menjadi kader parpol, menyejahterakan Jawa Barat dan mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo. "Nasdem mendukung Kang Emil berdasarkan sukarela tidak ada paksa memaksa. Nasdem tidak memaksa untuk dukung," ujarnya.

Selain itu, ia menilai banyak isu-isu negatif yang sengaja dimunculkan untuk menjatuhkan Emil yang merupakan kandidat kuat. Seperti isu Emil menerima pinangan Nasdem karena sebuah kasus di kejaksaan. Ia menyebutkan isu-isu negatif banyak dikeluarkan pihak-pihak yang mulai khawatir dengan popularitas dan elektabilitas Emil yang kian meningkat. Sehingga dilakukan penggiringan isu negatif.

Baca juga, Elektabilitas Paling Tinggi, Emil tak Mau Takabur.

"Itu semua karena ketakutan terhadap Kang Emil. Mereka keduluan sama nasdem maka mereka panik. Segala cara mereka lakukan. Termasuk juga memfitnah kang emil, mengeluarkan ratusan izin rumah ibadah non-muslim," tuturnya.

Saan pun optimistis, Emil tetap menjadi calon kuat untuk bersaing dalam Pilgub Jabar 2018 mendatang. Berbagai strategi juga akan dilakukan untuk meningkatkan peluang keterpilihan Emil menjadi orang nomor satu di Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement