Kamis 08 Jun 2017 23:10 WIB

BMKG Deteksi 60 Titik Panas di Sumatra

Seorang warga mengenakan masker dengan latar belakang papan informasi jumlah titik panas
Foto: Antara/FB Anggoro
Seorang warga mengenakan masker dengan latar belakang papan informasi jumlah titik panas

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMkG) mendeteksi 60 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatra, Kamis (8/6). "60 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen tersebar di lima provinsi," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru.

Dari 60 titik panas yang terpantau pada Kamis sore tersebut, Slamet mengatakan mayoritas berada di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan 34 titik. Sementara sisanya menyebar di Sumatra Utara sembilan titik, Sumatra Barat tiga titik, Sumatra Selatan tiga titik dan 11 titik lainnya berada di Provinsi Riau. "11 titik panas di Provinsi Riau tersebar di enam kabupaten, dengan Kabupaten Pelalawan merupakan penyumbang titik panas terbanyak," jelasnya.

Di Pelalawan terpantau sebanyak lima titik panas, atau yang terbanyak selama Juni 2017 ini. Kemudian titik panas lainnya menyebar di Kuantan Singingi dua titik, dan satu titik masing-masing berada di Bengkalis, Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti serta Siak. "Dari 11 titik panas di Riau, satu titik lainnya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen," ujarnya.

BMKG terus mendeteksi keberadaan titik panas maupun titik api di Pulau Sumatra dalam sepekan terakhir. Titik panas sendiri merupakan indikator adanya kebakaran hutan dan lahan. Namun tingkat kepercayaan di atas 50 persen sehingga perlu pemeriksaan ke koordinat untuk memastikan kebenaran adanya kebakaran lahan.

Sementara titik api merupakan indikasi kuat adanya kebakaran lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen dan patut diwaspadai terjadinya kebakaran pada koordinat dimaksud. Pemerintah Provinsi Riau sendiri sebelumnya memperpanjang status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan hingga November 2017 setelah berakhir pada 30 April.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyiagakan lima unit helikopter sebagai upaya mengantisipasi dan menanggulangi bencana kebakaran lahan di Provinsi Riau. Lima unit helikopter masing-masing jenis MI-171, MI-172, MI-8 dan S-61 saat ini terparkir di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru. "Rencananya helikopter itu akan kita tempatkan di tiga titik. Selain di Pekanbaru, juga akan ditempatkan di Kota Dumai dan Japura (Indragiri Hulu)," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement