Rabu 07 Jun 2017 16:32 WIB

Purbalingga Sediakan Lahan 10 Hektare untuk Bawang Merah

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
 Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/5).

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bupati Purbalingga Tasdi, menargetkan pengembangan budi daya bawang merah bisa mencapai lahan seluas 10 hektare. Hal itu dikatakan Bupati setelah mengetahui hasil uji coba budidaya bawang merah di Desa Pekuncen Kecamatan Bobotsari dan Desa Majatengah Kecamatan Kemangkon.

''Uji coba budi daya bawang merah di Purbalingga, baru di dua desa itu. Luas lahan yang ditanami, baru sekitar 2 hektare. Namun hasilnya ternyata luar biasa, setiap hektarnya mampu memperoleh hasil hingga 29,4 ton,'' kata Tasdi, Rabu (7/6).

Menurutnya, dengan hasil panen seperti itu, maka Kabupaten Purbalingga memiliki potensi untuk menjadi setra bawang merah. Untuk itu, ke depan dia akan memperluas areal ujicoba hingga 10 hektare, sehingga bisa dipetakan daerah mana saja yang cocok ditanami bawang merah.

Menurut Bupati, dari uji coba di desa Pekuncen dan Majatengah dengan bibit bawang merah varietas Bima, ternyata bawang merah yang dipanen bisa lebih besar bila varietas yang sama ditanam di Brebes. Dia juga menilai prospek penghasilannya cukup besar, karena hasil panenya sangat besar. Menurutnya, dengan hasil panen 29,4 ton, maka jika harga jual saat ini Rp 17 ribu per kilogram, bisa diperoleh uang hasil panen antara Rp 400 hingga Rp 500 juta. Sementara biaya budidaya, hanya habis sekitar Rp 120 juta per hektare.

''Ini tentu akan sangat menguntungkan. Kalau ini ditangani dengan baik, komoditas bawang bisa menjadi prospek ekonomi yang memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,'' katanya.

Kepala Dinas Pertanian Lili Purwati, mengakui sejumlah wilayah di kabupaten Purbalingga berpotensi untuk dikembangkan budidaya bawang merah. Di Desa Majatengah sudah dilakukan uji coba dengan biaya produksi Rp 17 juta tetapi mampu menghasilkan Rp 56 juta. Bahkan yang di Pekuncen hasilnya jauh lebih menguntungkan.

Lili mengatakan, pengembangan budidaya bawang merah memang membutuhkan modal yang cukup besar, sehingga pengembangannya akan dilakukan secara bertahap.Terkait target 10 hektare pengembangan bawang merah, Lili Purwati mengaku sudah memiliki gambaran sejumlah desa yang akan menjadi lokasi budi daya. Selain di Desa Pekuncen dan Majatengah, juga Desa Limbasari, Kutasari, dan Bantarbarang yang kebetulan sudah pernah diikutkan dalam program pelatihan.

Menurut Lili Purwati, angin segar pengembangan bawang merah di Purbalingga sudah diperoleh dari pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Holtikultura Kementerian Pertanian yang akan mengucurkan bantuan untuk budidaya bawang merah seluas 5 hektar. ''Nanti kita upayakan agar bisa mendapat lebih dari itu,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement