REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Berbagai persiapan dilakukan seiring rencana pembangunan Museum Muhammadiyah. Nantinya, museum ini akan berada di kompleks Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, di Tamanan, Banguntapan, Bantul, DIY.
Seperti dijelaskan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, Mukhlas Arkamudin, saat ini pihaknya sudah mulai melakukan pendataan dan mengumpulkan beberapa bukti sejarah terkait organisasi Muhammadiyah dari berbagai daerah. “Museum Muhammadiyah ini didesain tidak menonjolkan banyak artefak namun akan menonjolkan informasi terkait organisasi Muhammadiyah,” jelasnya, Rabu (7/6).
Ia menambahkan, museum ini juga bukan hanya menyajikan informasi terkait sejarah organisasi Muhammadiyah. Tetapi juga organisasi otonom di bawah Muhammadiyah dan juga amal usaha Muhammadiyah.
"Kita rancang seperti museum Google yang kaya dengan sistem informasi," ujar Mukhlas yang juga Wakil Rektor I UAD.
Menurutnya, untuk pembangunan Museum Muhammadiyah ini, UAD menyediakan lahan seluas 8.000 meter persegi. Pihaknya tengah menggelar lomba desain dan kajian konten terkait museum tersebut.
"Akhir tahun ini peletakan batu pertama, pada 2018 kita lakukan pembangunan dan targetnya 2019 baru operasionalnya," kata dia.
Dengan keberadaan musuem ini, ujarnya, maka kampus 4 UAD ke depan bukan hanya menjadi kompleks pendidikan tinggi. Namun juga wisata edukasi terkait sejarah Muhammadiyah.
Rektor UAD Kasiyarno menambahkan, pembangunan museum milik Muhammadiyah ini akan dibiayai dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. "PP Muhammadiyah yang menunjuk kita untuk membangun Museum Muhammadiyah di kompleks kampus UAD," ujar rektor.
Museum Muhammadiyah tersebut sebelumnya akan dibangun di kantor PP Muhammadiyah Jalan KHA Dahlan Yogyakarta. Namun karena luasan lahan yang tidak memungkinkan, akhirnya dibangun di kompleks kampus UAD Tamanan.
Rencananya, ground breaking pembangunan museum satu-satunya milik Muhammadiyah tersebut akan dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2017 mendatang.