REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masyarakat Jawa Barat diimbau tidak menukarkan uang pecahan ke calo-calo yang kerap berada di pinggir jalan. Terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri, di mana banyak warga menukarkan uang pecahan dalam rangka tradisi bagi-bagi "Tunjangan Hari Raya (THR)".
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat meminta masyarakat menukarkan uang pecahan ke tempat-tempat resmi. Hal ini untuk mengantispasi peredaran uang palsu karena menukar ke calo-calo di pinggir jalan.
"Kami mengimbau masyarakat mohon yang membutuhkan uang pecahan rupiah tolong menukarkan di tempat penukaran resmi. Kami minta agar dihindari menukarkan di tempat tidak resmi atau di pinggir jalan karena saya takutnya kita tidak bisa menjamin yang ditukarkan benar (asli) atau tidak," kata Wiwiek kepada wartawan, Rabu (7/6).
Menurutnya, calo-calo kerap memanfaatkan momen lebaran untuk penukaran uang bagi warga yang malas ke bank. Karena tidak resmi maka peluang penyisipan lembaran uang palsu pun sangat besar.
Selain antisipasi uang palsu, ia menyebutkan keuntungan lainnya menukarkan di tempat resmi ialah tidak dipungut biaya alias gratis. Sementara penukaran di calo, jumlah uang yang diterima berkurang.
"Tukarkan di tempat tersedia itu gratis tidak dipungut biaya," ucapnya.
Ia pun meminta masyarakat menukarkan ke lembaga perbankan. BI Jawa Barat telah bekerjasama dengan 13 lembaga perbankan untuk melayani penukaran uang dengan total yang disiapkan sebesar Rp 16,7 triliun.
"Ada 1.200 lebih kantor-kantor perbankan dan ada BPR juga yang bisa tukarkan uang pecahan," ujarnya.
BI juga dikatakannya bekerjasama dengan perbankan untuk menyediakan layanan mobil kas keliling. Masyarakat bisa menukarkan di tempat-tempat publik yang telah ditentukan jadwalnya.
Ia juga menambahkan alternatif lainnya untuk masyarakat dalam tradisi bagi-bagi THR. Sesuai dengan program gerakan non-tunai, ia menyarankan masyarakat bisa memilih alternatif pemberian uang non-tunai kepada sanak saudara. Cara ini dianggap juga mengurangi potensi uang palsu dan lebih simpel.
"Saya imbau juga agar mengurangi uang pecahan sebaiknya bagi-bagi THR dilakukan dengan non-tunai. Sekarang bisa kasih bingkisan non-tunai misalnya voucher, atau e-money itu juga lebih efektif," kata dia.