REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, turut menjadi salah satu pembicara di Pengkajian Ramadhan PP Muhammadiyah. Dalam paparannya, ia menekankan jika pergolakan politik saat ini justru disebabkan dasar negara, Pancasila, tidak lagi diterapkan negara itu sendiri.
"Sekarang sudah salah kaprah, maka gonjang-ganjing politik disebabkan negara ini tak menerapkan sistem Pancasila," kata Din di UMJ, Senin (5/6).
Untuk itu, ia menilai, jika ada organisasi yang dibubarkan karena dianggap tidak Pancasila, seharusnya dibubarkan dulu mereka yang tidak menerapkan Pancasila di pemerintahan. Din menuturkan, sistem ekonomi di Indonesia misalnya, jauh dari sila kelima dan kesejahteraan cuma milik segelintir orang.
Selain itu, Din merasa, kehidupan nasional yang jadi aspek sila ketiga telah meninggalkan agama yang bertentangan dengan amanat Pancasila di sila pertama. Padahal, baik negara atau agama, keduanya tidak bisa dipisah dan kerap dimanfaatkan mereka yang ingin memisahkan agama dan negara.
"Meyakini sila-sila di Pancasila itu bukan rangkaian tanpa makna, Bung Karno dan tokoh-tokoh dulu pasti memahami nilai-nilai itu saat merumuskan (Pancasila)," ujar Din.
Meski begitu, ia mengingatkan, jangan juga ada yang ingin bertentangan dengan nilai-nilai yang diamanatkan Pancasila dan UUD 45. Menurut Din, sistem seperti khilafah patutnya dijadikan watak kepemimpinan perubahan, sehingga lewat sistem presidentil pun mampu merefleksikan nilai-nilai Islam.