Ahad 04 Jun 2017 11:02 WIB

BBPOM Bandung Minta Warga Waspada Saat Membeli Takjil

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta memeriksa sampel makanan takjil yang dijual di Pasar Benhil, Jakarta, Jumat (2/6).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta memeriksa sampel makanan takjil yang dijual di Pasar Benhil, Jakarta, Jumat (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung mengimbau masyarakat cermat dan waspada dalam membeli makanan olahan dan takjil jelang berbuka puasa di tempat keramaian. Menurut Kepala BBPOM Bandung, Abdul Rohim, pembeli juga harus curiga terhadap banyaknya penjual makanan takjil dadakan.

"(Harus cermat) di dekat keramaian, masjid, pasar- pasar seperti Tegalega, Pusdai. Kita curigai penjualnya yang dadakan, karena ada aturannya," ujar Abdul kepada wartawan akhir pekan lalu.

Menurut Abdul, masyarakat harus berhati-hati pada makanan dengan melihat pewarnanya memenuhi syarat untuk kesehatan atau tidak. Jangan sampai, masyarakat asal membeli tanpa memperhatikan makanan tersebut.

Abdul mengatakan, para penjual yang bermunculan saat Ramadan secara merata merupakan pegiat ekonomi dadakan yang kurang berpengalaman dan memahami kewajiban menjual dagangan yang sehat dan aman. Sebab, mereka tidak menjual secara rutin dan tidak tahu bahan yang tak boleh digunakan untuk makanan.

"Bahan yang seharusnya untuk pakaian, itu yang tidak boleh. Atau menggunakan bahan pengawet formalin," katanya.

Namun, kata Abdul, sampai saat ini, tim petugas lapangan belum mendapatkan temuan adanya pangan berbahaya. Meskipun begitu, BBPOM tetap menekankan masyarakat jangan lengah.

"Untuk 2017, kami lebih mewaspadai pangan olahan dan takjil. Sudah kami cek, sampai saat ini belum ada yang dikuatirkan," ujarnya.

Selain makanan takjil, kata dia, tim lapangan juga menelisik distribusi makanan kedaluwarsa tanpa izin edar dan keamanan makanan parcel lebaran. Penelusuran dilakukan ke distributor, supermarket dan toko-toko.

Sementara menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Kota Bandung, Elly Siti Wasliah, dinasnya juga berupaya untuk menjaga keamanan pangan segar. Elly mengatakan, pihaknya selalu mengantisipasi adanya oknum pedagang yang “nakal” yang tidak mengindahkan standar keamanan pangan.

Oleh karena itu, kata Elly, ia telah mulai mengatur program mini-lab food security di pasar-pasar modern maupun pasar tradisional. Mini-lab food security itu berfungsi untuk menguji kualitas keamanan pangan di pasar.

Di Kota Bandung, kata Elly, terdapat 59 pasar modern dan 33 pasar tradisional. Tahun ini, seluruh pasar modern dari enam holding company telah memiliki mini-lab food security. Tahun ini, PD Pasar Bermartabat telah mulai menempatkan mini-lab food security ini di seluruh pasar tradisional.

“Program mini-lab food security ini alhamdulillah telah diapresiasi secara nasional dan dijadikan prototype," kata Elly seraya mengatakan program tersebut pertama kali ada di Indonesia, maka Kota Bandung dijadikan percontohan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement