Jumat 02 Jun 2017 16:35 WIB

Pengamat UII: Publik Tunggu Kiprah Nyata BSSN

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Fernan Rahadi
Serangan siber yang diakibatkan oleh ransomware.
Foto: bbc
Serangan siber yang diakibatkan oleh ransomware.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Terbitnya peraturan mengenai pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) baru-baru ini mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan. Pasalnya keberadaan badan tersebut digadang-gadang dapat menekan tindak kejahatan siber yang semakin sering terjadi.

Maka itu pengamat sekaligus ahli Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) UII Yudi Prayudi menuturkan, masyarakat sangat menunggu kiprah nyata BSSN. “Publik tentunya menunggu wujud nyata dari kiprah BSSN ini,” katanya, Jumat (2/6). 

Menurut Yudi, susunan organisasi dan tata kerja BSSN harus sudah terbentuk paling lama empat bulan setelah Peraturan Presiden (Perpres) nomer 53 tahun 2017 diundangkan. Pembentukan BSSN sendiri diharapkan dapat menjadi langkah awal mewujudkan kemandirian bangsa di bidang teknologi pertahanan dan keamanan ruang siber. 

Yudi mengemukakan bahwa kemandirian bangsa dalam bidang siber harus didukung oleh penggunaan teknologi keamanan hasil karya anak bangsa sendiri. Ia juga berpendapat, BSSN harus mampu memberdayakan semua potensi SDM yang ada di dalam negeri.

“Karena BSSN akan menjadi simbol komitmen dan peran bersama antara negara dan masyarakat dalam upaya menguatkan ketahanan dan pertahanan ruang siber bagi kejayaan bangsa dan negara Indonesia pada era digital seperti ini,” papar pria yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Forensika Digital UII itu.

Ia menjelaskan, adapun penanganan ruang siber, sebenarnya sudah dilalukan oleh pemerintah melalui sejumlah instansi terkait. Namun dalam prakteknya sering terjadi tumpang tindih tupoksi antar instansi tersebut. Sehingga penanganan ruang siber terkesan dilakukan secara parsial. 

Padahal ruang siber hakekatnya merupakan ruang bersama, maka pertahanan dan keamanan pada ruang ini harus dibangun dan dilandasi dengan kesadaran bersama dari semua pihak. Semua pihak punya peran dan andil dalam mewujudkan hal tersebut. 

“Di sinilah peran BSSN diharapkan bisa menjadi lembaga yang menyambungkan konektivitas semua potensi tersebut sehingga dapat berada dalam satu payung koordinasi,” ujar Yudi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement