REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial siap memberdayakan para perempuan eks warga binaan agar menumbuhkan kemandirian ekonomi bagi mereka. Kemandirian diharapkan membuat mereka tidak kembali lagi melakukan hal yang dapat menjebloskan mereka ke lapas.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan Kemensos memiliki program untuk eks warga binaan. Selama ini, program tersebut hanya untuk laki-laki.
"Saya sampaikan sudah mulai bisa dikomunikasikan bagaimana eks warga binaan perempuan bisa bermitra dengan Kemensos," kata dia dalam kunjungan ke Lapas Perempuan Pondok Bambu Jakarta Timur, seperti dilansir Antara, Jumat (2/6).
Selain itu, Kemensos juga siap untuk mendampingi dan memberikan dukungan pengasuhan bagi warga binaan yang memiliki bayi atau balita dan keluarganya sulit dijangkau.
"Ada di antara mereka yang memang punya anak di lapas atau rutan hanya boleh sampai dua tahun jadi saya menyampaikan ke Kalapas dan Kepala rutan kalau memang keluarganya susah dijangkau maka segera di komunikasikan dengan Kemensos karena anak-anak ini butuh pengasuhan," kata Khofifah.
Menurut dia, proses pengasuhan anak-anak tersebut tetap harus dijaga sehingga memastikan mereka memperoleh hak-haknya sebagai anak.
Selain itu, sebagian besar warga binaan Lapas Pondok Bambu merupakan korban napza dan juga pengedar. Bagi korban, mereka membutuhkan proses rehabilitasi agar lepas dari ketergantungan. Khofifah meminta lapas menyediakan tempat untuk rehabsos korban napza.
"Ini sebenarnya tindak lanjut dari kunjungan saya tahun lalu karena waktu itu saya minta untuk ada tempat disini dijadikan tempat rehabsos korban napza. Jadi pada saat mereka ada di lapas dan rutan proses rehabilitasi memang sudah harus dilakukan," ujar dia.
Mensos yang juga ketua umum PP Muslimat NU mengatakan, kunjungan tersebut rutin dilakukan organisasi perempuan NU itu setiap Ramadhan untuk menyapa dan berbagi dengan para warga binaan.