Jumat 02 Jun 2017 14:24 WIB

Hanum Rais: Perisai Lahir Batin Amien Rais

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Ilham
Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais memberikan pernyataan sikap kepada wartawan di kediamannya, Sleman, Kamis (3/9).  (Antara/Regina Safri)
Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais memberikan pernyataan sikap kepada wartawan di kediamannya, Sleman, Kamis (3/9). (Antara/Regina Safri)

Sama halnya ketika kemarin sy justru bersiasat bagaimana Bapak harus mengklarifikasi hal ini dengan ini dan itu, Bapak malah senyum dan hanya mengatakan: "yang terjadi pada Bapak semua atas ijin Allah The Almighty. Ini berkah! Ini berkah! Tdk sedikitpun bapak merasa ini hukuman atau ujian. "Kamu kalau baca Al Quran gak perlu kita berkelit atau takut. Hadapi"

Yah. Itulah saya memang bukan Amien Rais. Saya masih anak anak yang ketika terjadi suatu peristiwa yang memojokkan, justru terfikir bagaimana bersiasat atau membalasnya atau malah ngelokro berputus asa. Memandang hal yg unfortunate dgn kacamata keberkahan, mgkn hanya bisa dirasa oleh orang yg maqom imannya sudah qualified.

Saya jd teringat suatu kali ketika saya ngelokro di kursi roda ketika selesai di kuretase keguguran. Bapak menggeledek saya dan tak henti-hentinya saya menangis sambil saya gumam. "Saya sdh hopeless"

Bapak tampak tdk suka dengan kelemahan iman saya ini. Ia kemudian duduk menghadap saya "num lihat ya rumah sakit ini. Lihat baik-baik. Ruangan2nya, nursing stationnya, semuanya"

Saya memandang sekelebat tapi masih tak paham apa maksud bapak. Masih menangis meratapi janin 11 minggu yg barusan dimakamkan.

"Nduk, kamu keguguran itu memang sebuah kesedihan, tapi lihatlah kabar baiknya: kamu bisa HAMIL! Setelah sekian tahun tanpa ada hasil! Kamu punya benih! Bahkan bisa menyimpan 3 embrio yg bisa digunakan lagi. Allah memberi kabar baik: kamu wanita yang bisa hamil. Bukan manusia yg disebut didalam Al Quran yg memang ditakdirkan Allah tdk diberi benih. Tinggal masalah waktu kamu harus terus mencoba"

Mataku yang sembab seketika sedikit melebar. Ada keberkahan yg luput dr kacamataku. Yang bisa dibaca Bapak. "Nduk, ingat suatu saat nanti Bapak akan menggeledek kamu melewati ruangan2 RS ini, melewati nursing station ini, dengan kamu yg tersenyum mendekap seorang bayi. Bapak yakin. InsyaAllah. Pulang dr RS ambil wudhu, sholat, dzikir, ngaji dan jgn lupa sedekahnya dikuatkan. Its just a matter of time you will have a baby"

Sekian tahun berikutnya, meski di RS yg berbeda, saya mendekap Sarahza dengan Bapak mendorong saya dikursi roda.

@rangga_alma pernah bilang kpd saya, setelah Sarahza lahir. Num, kadang aku berpikir ekstrim ya mungkin kita berdua ini kan bukan org yang saleh-saleh amat. Ngadepin hidup sering naik turun kadar imannya, bahkan sering suuzon sama yang di atas, mgkn doa kita selama ini tdk dikabulkan sama Allah. Tapi Allah mengabulkan doa Bapak untuk kita karena ia orang saleh.

 

Itulah Amien Rais. Di Jumat Berkah ini, ia akan hadapi tudingan yg dialamatkan padanya itu dengan bersyukur dan tanpa sedikitpun rasa keder. Karena ia berperisai keyakinan bahwa Allah selalu bersama hambaNya yg berserah diri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement