Kamis 01 Jun 2017 18:22 WIB

Gus Sholah Ajak Wujudkan Pancasila di Kehidupan Nyata

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Solahuddin Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Solahuddin Wahid (Gus Sholah), meminta tidak perlu lagi ada perdebatan hari lahir Pancasila. Ia menilai, semua momentum dari lahirnya Pancasila merupakan kesatuan yang tak terpisahkan.

Ia menerangkan, baik dari 1 Juni, 22 Juni di dalam bentuk Piagam Jakarta dan berakhir dalam 8 Agustus, merupakan suatu perjalanan sejarah. Maka itu, ia menegaskan yang terpenting peringatan tidak cuma dilakukan secara seremonial semata.

"Jangan berhenti sampai perayaan saja, seremonial upacara saja, Pancasila harus diwujudkan ke dalam kehidupan sehari-hari yang nyata," kata Gus Sholah saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (1/6).

Untuk pemerintah dan DPR, ia berharap dapat terus dicari UU, kebijakan atau program yang bertentangan dengan Pancasila. Setelah itu, perlu ada kajian yang dilakukan sehingga UU, kebijakan atau program itu dapat diperbaiki.

Lebih lanjut, ia menekankan kalau perbaikan yang ada tentu harus mencakup kepada semua sila. Terutama, lanjut Gus Sholah, sila kelima yaitu keadilan sosial yang walau disebut terakhir, posisinya sangat penting.

"Karena, tanpa keadilan sosial Pancasila tidak terwujud di dalam kehidupan sehari-hari," ujar Gus Sholah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement