Selasa 30 May 2017 17:18 WIB

Purwakarta Siapkan Dokter Saba Desa

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang dokter memeriksa kesehatan anak korban selamat dari bencana longsor Desa Banaran, di Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (4/4).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Seorang dokter memeriksa kesehatan anak korban selamat dari bencana longsor Desa Banaran, di Kecamatan Pulung, Ponorogo, Jawa Timur, Selasa (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Tahun ini, Pemkab Purwakarta mewajibkan setiap dokter yang berstatus ASN untuk  mendatangi desa. Dokter tersebut harus menginventarisasi penyakit di kalangan masyarakat. Serta, memberikan penyuluhan tentang kesehatan.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, pertengahan tahun ini program dokter saba desa ini akan digulirkan. Dengan adanya dokter yang menyambangi desa ini, diharapkan permasalahan kesehatan bisa terminimalisasi. Misalkan, ada warga lanjut usia, yang hidupnya susah. Terus yang bersangkutan sakit, tapi tak bisa berobat ke puskesmas atau rumah sakit, maka dokter tersebut bisa memberi pengobatan.

"Kita ingin, jemput bola terhadap permasalahan kesehatan masyarakat," ujar Dedi, kepada Republika.co.id Selasa (30/5).

Menurut Dedi, ada tiga hal kebutuhan dasar masyarakat yang paling krusial. Yaitu, soal infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Semuanya itu, sudah terpenuhi untuk wilayah Purwakarta. Tinggal, peningkatan layanannya saja.

Termasuk dari sisi kesehatan. Pemkab Purwakarta, sudah mengalokasikan anggaran untuk program jaminan Purwakarta istimewa (Jampis). Dalam program tersebut, seluruh masyarakat baik yang kaya maupun miskin bisa berobat secara gratis ke rumah sakit milik pemerintah (RSUD).

Pemkab juga bekerjasama dengan 11 rumah sakit swasta maupun milik pemerintah. Termasuk, yang di Bandung dan Jakarta. Supaya, masyarakat yang punya penyakit khusus, seperti jantung atau kanker bisa diobati di rumah sakit besar yang ada di Bandung dan Jakarta.

Tetapi, layanan kesehatan ini dinilai masih kurang maksimal. Makanya, lanjut Dedi, pada pertengahan tahun ini pihaknya akan mengerahkan tenaga dokter untuk roadshow ke desa-desa. Dengan begitu, layanan kesehatan masyarakat bisa disisir dari wilayah pedesaan.

"Kita masih merumuskan konsepnya seperti apa. Namun, yang jelas dengan dokter saba desa ini diharapkan persoalan masyarakat bisa terminimalisasi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Anne Hediana Koesoemah, mengatakan, saat ini sudah ada dokter yang saba desa di bawah pengawasan langsung bupati. Yaitu, tim Drupadi. Tim ini, merupakan dokter on call. Jadi, bisa dihubungi setiap saat oleh masyarakat.

"Percontohan dokter on call sudah ada. Kedepan, akan terus dikembangkan lagi," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement