REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sebanyak 10.000 orang warga Yogyakarta diperkirakan hadir merayakan peringatan hari lahir Pancasila di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada Kamis (1/6).
Acara yang digelar oleh Gerakan Rakyat Pancasila Derah Istimewa Yogyakarta itu juga akan diramaikan dengan aubade lagu-lagu kebangsaan oleh sekitar 700 siswa SMA di Kota Yogyakarta.
"Dalam memperingati hari lahir Pancasila ini, seluruh hadirin termasuk Gubernur DIY Sultan HB X akan duduk 'lesehan' bersama di Pagelaran Keraton," kata Ketua Gerakan Rakyat Pancasila Derah Istimewa Yogyakarta, Widihasto Wasana Putra, saat jumpa pers di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin.
Widihasto mengatakan, acara peringatan hari lahir Pancasila diharapkan menjadi momentum mengingatkan kembali kesepakatan para pendiri bangsa mengenai Pancasila sebagai dasar negara. Penyelenggaraan acara itu juga sebagai upaya menangkal paham ekstrem kiri maupun ekstrem kanan.
"Untuk melecut negara agar memastikan Pancasila dapat dipraktikkan secara sistematis baik dalam pendidikan, kebudayaan, maupun ekonomi," kata dia.
Acara itu, kata dia, diselenggarakan secara gotong royong bersama-sama masyarakat di lima kabupaten/kota di DIY. Menurut Hasto, aspek gotong royong akan diwujudkan dengan gerakan pembuatan nasi bungkus untuk mendukung acara itu. "Nanti ada 11.000 nasi bungkus yang dibuat oleh warga di lima kabupaten/kota," kata dia.
Menurut Widihasto, konsep duduk lesehan bersama antara Gubernur DIY yang sekaligus Raja Keraton Yogyakarta dengan warganya dalam acara itu bertujuan menonjolkan pesan memperkokoh hubungan egaliter yang merupakan cerminan dari nilai Pancasila.
"Memperkokoh hubungan yang egaliter, 'nyawiji', dan 'golong gilig' antara pemimpin dan rakyat," kata dia.
Adapun, keikutsertaan pelajar SMA, menurut dia, memiliki arti sebagai upaya menanamkan semangat nasionalisme dan patriotisme serta membangun wawasan kebangsaan kepada generasi muda.
"Melalui wadah kegiatan bersama ini diharapkan menjadi terapi positif untuk mencegah potensi konflik antarpelajar," kata dia.
Untuk mendukung kemeriahan acara, panitia bersama Perhimpunan Layang-Layang Indonesia juga akan menaikkan layang-layang bertema Garuda Pancasila dan merah putih.
"Seluruh peserta dilarang keras membawa atribut atau simbol-simbol yang secara nyata bertentangan dengan peraturan perundang-undangan," kata dia.