Ahad 28 May 2017 13:00 WIB

Djarot Minta Metal Detector Dipasang di Halte Transjakarta

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas sarana dan prasarana Transjakarta memasang kursi tunggu penumpang di Halte Transjakarta Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (26/5).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Petugas sarana dan prasarana Transjakarta memasang kursi tunggu penumpang di Halte Transjakarta Kampung Melayu, Jakarta, Jumat (26/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat meminta agar Transjakarta menyiapkan metal detector di beberapa lokasi halte Transjakarta yang dinilai strategis. Ia juga meminta petugas selalu memeriksa seluruh penumpang yang bakal menggunakan angkutan massal tersebut.

Menurut Djarot, penempatan metal detector tersebut guna menjamin keamanan para pengguna Transjakarta. "Saya minta untuk Transjakarta juga untuk menyiapkan siapa pun yang masuk halte itu diperiksa. Ada metal detector, diperiksa semua," kata Djarot di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Ahad (28/5).

Djarot tak menampik Djarot bila penempatan metal detector akan membuat pelanggan kurang nyaman." Mungkin pertama agak kurang nyaman ya, tetapi lama-lama biasa juga. Seperti kita masuk ke tempat keramaian, itu diperiksa," kata dia.

Djarot menegaskan pengamanan tersebut bukan untuk mempersulit pelanggan melainkan untuk menjamin keselamatan pelanggan. "Jadi saya mohon para pelanggan untuk bisa memberikan kesadaran, terutama di halte-halte yang nyaman dan strategis," terangnya.

Selain memasang metal detector, Djarot juga meminta Transjakarta menambah jumlah Closed-circuit television (CCTV) di seluruh halte yang ada. Djarot mengatakan, keberadaan kamera pemantau itu sangat efektif mengamati orang-orang mencurigakan yang ada di halte tersebut.

"CCTV itu sangat efektif ya. Apapun yang terjadi di sini sudah terekam semua sehingga itu kita serahkan kepada pihak kepolisian," tuturnya.

Selain itu, kerja sama dengan aparat kepolisian juga diperlukan untuk mencegah setiap kejahatan yang terjadi di Halte Transjakarta, termasuk soal serangan bom dari terduga teroris. Nantinya, bila dilihat dari CCTV ada yang mencurigakan, pihak Transjakarta harus langsung menghubungi Polri.

"Untuk preventif kita amati semuanya. Ini membutuhkan tentu saja kepolisian juga akan terlibat untuk mengamati gerak-gerik orang yang ada terpantau di CCTV yang mencurigakan," jelas Djarot.

Sementara itu,  Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono menyatakan akan segera menyediakam metal detector. "Kami sudah siapkan. Jadi metal detector ini memang kita akan buat. Walaupun mungkin untuk seluruhnya jalan itu bertahap. Jadi kita akan lihat nanti progresnya. Kami harapkan untuk minggu depan udah mulai jalan dengan metal detector," ujarnya.

Saat ini sudah ada sekira 1.500 CCTV di 238 Halte Transjakarta. Menurutnya keberadaan CCTV sudah sangat efektif memantau semua hal yang terjadi di setiap halte. "Operate control room kami itu mempekerjakan sekitar 300 orang. Jadi itu nanti akan lebih fokus untuk memperhatikan setiap CCTV," kata dia.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement