REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka mendukung pemerintah menjaga stabilitasi harga daging saat Ramadhan hingga Idul Fitri 2017, PT Suri Nusantara (Toko Daging Nusantara) bersama Bulog dan Komite Daging Sapi (KDS) Jakarta Raya menggelar operasi pasar daging tahap pertama di Jatisampurna Bekasi, Jawa Barat. Belajar dari tahun tahun sebelumnya, H-3 Ramadhan, animo masyarakat membeli daging sangat besar sebagai persediaan untuk berbuka puasa bersama keluarga dan kerabat.
"Untuk itulah maka operasi pasar ini kita lakukan dua hari menjelang bulan suci Ramadhan," ujar Direktur Utama PT Suri Nusantara, Diana Dewi dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (27/5).
Dalam operasi pasar daging ini, harga jual untuk daging beku grade 2 sebesar Rp 65 ribu per kg, untuk grade 1 adalah Rp 75 ribu per kg, sedangkan khusus daging segar Rp 90 ribu per kg. Harga jual tersebut di bawah harga pasar yang ditetapkan pemerintah.
Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah untuk daging beku atau impor sebesar Rp 80 ribu per kg. sedangkan harga daging segar di pasar tradisional pada posisi di angka Rp 120 ribu per kg. Harga ini diharapkan tidak melampaui daya beli masyarakat, sehingga kebutuhan daging selama bulan puasa dan menjelang Idul Fitri dapat terpenuhi dengan harga yang terjangkau.
Ia menjelaskan, PT Suri Nusantara selaku pengelola Toko Daging Nusantara konsisten mendukung upaya pemerintah untuk selalu menjaga stabilisasi harga daging terutama menjelang hari-hari besar keagamaan, seperti bulan puasa dan Idul Fitri, di mana kebutuhan masyarakat akan naik hampir tiga kali lipat. "Selama bulan puasa ini sampai mendekati Idul Fitri, kami akan mengadakan operasi pasar daging untuk mempengaruhi harga pasar sehingga dapat terjangkau masyarakat," kata Diana.
Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya Sarman Simanjorang menyambut baik operasi pasar daging dengan harga yang terjangkau. "Jika importir daging lainnya melakukan kegiatan seperti ini tentu akan sangat membantu masyarakat di Jabodetabek dan dapat meredam terjadinya gejolak harga daging," kata dia.
Data Komite Daging Sapi Jakarta Raya, kebutuhan daging di Jakarta dalam kondisi normal mencapai 165 ton setiap hari atau setara dengan 700 ekor per hari. H-3 menjelang puasa akan naik sekitar 30 persen dan H-7 menjelang Idul Fitri akan naik 75 persen, di mana masyarakat yang bisanya membeli satu kg menjelang Idul Fitri akan membeli empat sampai lima kg.
Dari komposisi tersebut, hampir 95 persen kebutuhan daging di Jabodetabek disuplai dari dari daging impor, hanya lima persen yang mampu disuplai dari daging lokal. "Mendekati Idul Fitri tahun ini, pemerintah harus memastikan stok kita berlimpah dan mencukupi sehingga tidak terjadi gejolak harga yang merugikan masyarakat. Jika stoknya tersedia maka Pemerintah harus memastikan pendistribusian yang merata dan tepat waktu ke daerah-daerah yang merupakan pusat-pusat konsumen," ujar Sarman.
Karena itu, HET daging impor yang telah ditetapkan pemerintah di angka Rp 80 ribu per kg dapat terjaga dan tidak melampaui dari harga tersebut. "Saya selaku Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya mengajak kepada para importir daging lainnya untuk dapat mengikuti jejak PT Suri Nusantara melakukan operasi pasar daging dengan harga murah dan terjangkau," ucap dia.
Plt Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia ini berharap Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan juga memberikan perhatian khusus kepada perusahaan importir daging yang dengan sukarela mendukung program pemerintah menjaga stabilisasi harga daging menjelang hari hari besar keagamaan.