REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia merindukan kepemimpinan seorang figur militer. Nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mulai diperbincangkan sebagai salah satu figur kuat untuk capres/cawapres selain nama Prabowo Subianto ataupun Jenderal (Purn) Moeldoko.
Hal ini terungkap dalam focus group discussion tentang Pilpres 2019, yang diselenggarakan lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI). "Selain Prabowo Subianto, nama yang kuat saat ini adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo," kata peneliti KedaiKOPI, Handri Satrio, kepada Republika.co.id, Jumat (26/5).
Menurutnya, hal yang wajar jika publik membicarakan Panglima TNI sebagai salah satu tokoh yang digadang-gadang jadi pemimpin Indonesia kelak. "Karena memang konstelasi politik menuju 2019 semakin hari semakin tinggi," kata Hendri Satrio. Panglima TNI, lanjut dia, banyak dibicarakan masyarakat terkait kehadirannya dalam sejumlah event dan peristiwa di negara ini.
Pasca-Pilkada DKI 2017, menurut Hendri, konstelasi politik di Indonesia semakin menguat. Keberhasilan Prabowo mengantar Anies-Sandi memenangi Pilkada Jakarta, membuat Prabowo terus meroket.
Selain itu, lanjutnya, kemenangan itu menginspirasi Prabowo dan koalisinya untuk menjadi king maker, dalam memenangi pilkada di sejumlah daerah strategis. Baik di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, maupun provinsi lainnya.
Hendri melihat ada kerinduan masyarakat terhadap figur militer dalam kepemimpinan nasional. Sehingga selain Prabowo yang terus meroket, muncul pula nama Gatot Nurmantyo. "Termasuk ada juga nama Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko," ungkapnya.