REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes Polri mengaku enggan buru-buru menyimpulkan kaitan terduga pelaku teror bom bunuh diri di Kampung Melayu dengan jaringan Jamaah Ansoru Daulah (JAD). Kepolisian masih melakukan proses identifikasi terhadap terduga pelaku sebelum melebarkan pada jaringan teroris.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, saat ini kepolisian masih melakukan identifikasi tes DNA terhadap terduga dua pelaku yang meledakkan diri dengan bom. Identifikasi dari kelompok mana terduga pelaku teror, kata dia, baru bisa dilakukan jika sudah dipastikan pelakunya.
"Terduga pelaku itu kan belum pasti. Masih perlu pengecekan, kalau sudah ketahuan pelakunya siapa baru kita bisa cek dia masuk jaringan mana," kata dia saat dihubungi, Jumat (26/5).
Melalui Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul, kepolisian sempat menduga, aksi bom bunuh diri di sekitar terminal Kampung Melayu terkait dengan jaringan JAD. Martinus menyebut, dugaan itu didasarkan pada pola serangan yang dilakukan pelaku.
Selain pola serangan, kata Martinus, sasarannya juga sama, yakni aparat kepolisian. "Itu hampir sama pola dan modus. Serangannya kan ditujukan ke kepolisian," kata perwira menengah kepolisian berpangkat tiga melati di pundaknya itu.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah Amerika Serikat menyatakan JAD terkait ISIS sebagai organisasi teroris. Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyatakan JAD merupakan kelompok teroris yang berbasis di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2015 yang merupakan pengikuti ISIS.