REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (PP GP Ansor) menyebut aksi teror bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam, terkait jaringan ISIS internasional. Aksi ini juga diduga merupakan bagian dari rangkaian aksi teror yang dilakukan di beberapa negara dalam beberapa waktu terakhir.
"Ini (teror bom) terkait dengan instruksi dari ISIS internasional untuk melakukan serangkaian aksi terorisme di beberapa tempat baru-baru ini," kata Ketua Bidang Hubungan dan Kajian Strategis PP GP Ansor, Nuruzzaman, kepada Republika.co.id, Kamis (25/5).
Nuruzzaman mengatakan, beberapa peristiwa terorisme di beberapa negara merupakan perintah langsung ISIS internasional. Di antaranya, tindakan menabrak massal kerumunan orang di New York City's Times Square pada 18 Mei 2017, aksi bom bunuh diri di Irak belum lama ini, bom bunuh diri konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, Senin (22/5) malam waktu setempat.
Selain itu, lanjut dia, pendudukan yang berujung pada baku tembak dengan sekelompok orang yang diduga ISIS di wilayah Marawi, Filipina pada Selasa (23/5), dan termasuk aksi bom bunuh diri di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
"Khusus aksi ISIS di Marawi, Filipina, banyak didukung anggota Jamaah Ansoru Daulah (JAD) Indonesia," ujar Komandan Densus 99 Banser ini.
Untuk diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah Amerika Serikat menyatakan JAD terkait ISIS sebagai organisasi teroris. Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyatakan JAD merupakan kelompok teroris yang berbasis di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2015 yang merupakan pengikuti ISIS.
Nuruzzaman menambahkan, jika dilihat dari konteks nasional, bom bunuh diri di Kampung Melayu tersebut merupakan aksi balas dendam pihak JAD Indonesia atas anggotanya yang tewas di Tuban, Lumajang, dan Poso oleh aparat kepolisian.