Selasa 23 May 2017 15:21 WIB

TGB: NKRI Harus Kita Jaga dan Rawat Bersama

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham
Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi
Foto: ROL/Havid Al Vizki
Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi menghadiri doa bersama dan silaturahim TNI/Polri, ulama, dan masyarakat di Masjid Baitussalam, Polda NTB, Selasa (23/5). Acara ini digelar guna memelihara kebinekaan serta memperkokoh persatuan dan kesatuan NKRI.

Tuan Guru Bajang (TGB) menegaskan, NKRI merupakan salah satu akad besar atau komitmen dalam kehidupan sebagai warga negara dan juga sebagai umat Islam. "Republik ini sesungguhnya adalah warisan ulama. Oleh karena itu, tiada kata lain dalam konsep Islam terhadap sesuatu yang baik yang kita warisi dari orang lain, kecuali dengan manjaganya dan marawatnya," kata TGB.

TGB menguraikan, dalam Alquran sudah jelas disebutkan di Surah Al-Maidah ayat 1, bahwa Allah SWT memerintah orang-orang beriman untuk menunaikan akad-akad. "Tunaikan itu, penuhilah. Komitmen itulah yang dimaksud akad," lanjut TGB.

Menurut TGB, akad atau komitmen itu tidak hanya menyangkut akad seorang laki-laki dengan seorang perempuan dalam lembaga pernikahan atau akad antara seorang pembeli dengan seorang penjual dalam suatu transaksi bisnis. Tetapi bagi warga negara, salah satu yang akad yang utama adalah negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan seluruh peraturannya.

"Kalau kita mengaku orang beriman, maka tidak ada kata lain, laksanakan apa yang diperintahkan Allah, yaitu tunaikan akad-akad itu," kata TGB.  

TGB mengimbau semua pihak untuk tidak perlu menunggu sesuatu itu lemah atau rusak baru kemudian dirawat dan dijaga kembali. Kapolda NTB Brigjen Pol Firli menyampaikan silaturahmi tersebut digelar dalam rangka memelihara kebinekaan serta memperkokoh persatuan. Firli mengingatkan bangsa ini masih mengalami hal-hal yang dapat mengusik idiologi yang disepakati. "Masih didapati masyarakat yang ingin mengembangkan ideologi baru selain Pancasila," ucap Firli.

Menurutnya, tindakan  seperti itu telah melanggar kesepakatan para pahlawan yang memperjuangkan berdirinya NKRI. "Saya pikir, sangatlah  tepat kita mengadakan acara ini. Yaitu memelihara kebhinekaan serta memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI," kata Firli.

Firli menambahkan, ajang silaturahmi yang digelar sebelum bulan suci Ramadhan merupakan momentum untuk saling menguatkan persaudaraan sebagai bangsa. "Kita harus bersyukur dapat hidup di Indonesia, dengan beragam suku dan agama. Ini adalah kekuatan bangsa. Dan ini bukan keinginan kita, namun kehendak Allah SWT," kata Firli menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement