Senin 22 May 2017 14:57 WIB

Bupati Purwakarta Usulkan Ini dalam Konferensi Toleransi Dunia

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengajak pembicara dan peserta konferensi toleransi dunia, untuk membangun rumah sakit besar. Rumah sakit ini, nantinya bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat. Terutama, masyarakat miskin. Supaya, mereka bisa berobat di rumah sakit dengan kualitas bagus. Namun, tarifnya murah.

"Kita ingin, umat lintas agama memikirkan untuk membangun rumah sakit besar," ujar Dedi, disela-sela sambutan selamat datang konferensi toleransi dunia, di Aula Janaka Pemkab Purwakarta, Senin (22/5).

Sebab, kata dia, selama ini banyak rumah sakit kristen dan katolik, gedungnya besar-besar. Lalu, peralatannya lengkap. Namun, tarifnya sangat mahal. Sehingga, sulit terjangkau oleh masyarakat miskin. Dengan adanya rumah sakit lintas agama ini, diharapkan pelayanannya bisa bagus. Namun, tarifnya jadi lebih murah. Supaya, seluruh umat beragama bisa menikmati layanan kesehatan yang seharusnya.

Seratusan Peserta Ikuti Konferensi Toleransi Dunia di Purwakarta

Menurut Dedi, intoleransi yang paling terasa itu bukan dalam pembahasan beda agama atau keyakinan. Melainkan, lebih pada kesenjangan ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Seharusnya, tiga hal itu yang dibahas untuk dicarikan solusinya.

"Isu agama itu, dari leluhurnya tidak ada. Leluhur kita tak pernah memersalahkan perbedaan agama dan keyakinan. Tetapi, zaman sekarang intoleransi identik dengan perbedaan agama," ujarnya.   

Karena itu, pihaknya ingin seluruh peserta dan pembicara di konferensi toleransi dunia ini, merumuskan bagaimana supaya kesenjangan ekonomi, pendidikan dan kesehatan terminimalisasi. Salah satunya, diwujudkan adanya rumah sakit percontohan lintas agama yang pelayanannya bagus, tapi tarifnya murah.

Sementara itu, humanis spiritual yang juga salah seorang pembicara, Anand Krishna mengatakan, secara pribadi dirinya setuju dengan usulan Bupati Dedi soal pembangunan rumah sakit lintas agama. Sebab, pendidikan, ekonomi dan kesehatan memang harus dipisahkan dari sekat agama. Apapun latar belakang agamanya, niatnya harus sama menolong masyarakat yang tidak mampu.

"Saya sangat setuju. Kalau saya punya uang pribadi, ingin rasanya mendirikan fasilitas kesehatan yang bisa terjangkau oleh semua kalangan masyarakat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement