Ahad 21 May 2017 21:48 WIB

Lulusan Perguruan Tinggi Diminta Ikut Bangun Desa

Rep: Dyah ratna meta novia/ Red: Winda Destiana Putri
Wisuda lulusan Perguruan Tinggi.    (ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Wisuda lulusan Perguruan Tinggi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun perguruan tinggi meluluskan lebih dari ribuan mahasiswa baik di tingkat S1 maupun magister atau S2. Namun hanya segelintir yang bersedia bekerja dan mengabdi di daerah tertinggal, khususnya wilayah Indonesia bagian timur.

Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) Johozua M Yoltuwu mengatakan,  mayoritas desa tertinggal masih sangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM) terutama yang ahli di bidang pertanian, pertambangan, perikanan, perhutanan, dan agribisnis.

"SDM kita di daerah tertinggal sangat kecil. Harus ada kerja sama dengan perguruan tinggi supaya lulusan yang dihasilkan mau kembali membangun desa," ujarnya dalam siaran persnya, Ahad, (21/5).

Menurut Johozua, sebanyak 144 kabupaten yang saat ini masih tergolong daerah tertinggal seperti di Nusa Tenggara Timur sesungguhnya memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dimaksimalkan. Namun untuk mengolahnya diperlukan SDM yang mumpuni.

Ia berharap melalui kerja sama lintas kementerian, lembaga serta perguruan tinggi akan mampu mewujudkan cita-cita pemerintah membangun Indonesia dari pinggiran sebagaimana termaktub dalam Nawacita.

"Ke depan kita akan melakukan konsolidasi untuk membedah potensi yang ada di desa. Tapi di samping itu, sekolah kejuruan dan perguruan tinggi vokasi kita fasilitasi supaya lulusannya nanti bisa diberdayakan membangun desa," ujarnya.

Rektor Institut Stiami Panji Hendrarso mengatakan, pihaknya terus mendukung pemerintah dalam upaya pembangunan ekonomi tidak hanya di kota melainkan juga di desa.

Hal ini, kata Panji, dilakukan dengan antara lain  menciptakan suasana lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa agar dapat terus mengembangkan kreativitas. Ia yakin pembangunan ekonomi di masa depan membutuhkan SDM kreatif. 

"Selain menciptakan ruang kreativitas, perguruan tinggi juga perlu mengintegrasikan proses kreasi, produksi, dan distribusi hasil kreativitas tersebut dengan pihak-pihak terkait termasuk pemerintah dan industri," ujarnya.

Panji juga memastikan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di kelas lebih dari sekadar mentransfer ilmu pengetahuan. Tetapi juga berupaya memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait aspek afektif yang dapat menunjang kinerja di dunia kerja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement