REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sepuluh orang korban keracunan makanan saat kegiatan sosial untuk pengungsi banjir bandang di Islamic Center, Kabupaten Garut masih menjalani perawatan di RSU Dr Slamet. Adapun seratusan korban lainnya sudah dipulangkan karena kondisinya membaik.
Humas RSU Dr Slamet, Muhammad Lingga Saputra menyebut total ada 166 korban keracunan makanan yang dirawat di RS itu. Para korban datang secara terus-menerus sejak Ahad dini hari. Namun setelah memperoleh perawatan intensif, para korban mulai membaik dan bisa kembali ke rumahnya masing-masing sejak sore tadi.
"Pasien yang masuk total 166 orang, yang 150 sudah pulang, 10 lagi masih ditangani tim medis. Diagnosa oleh tim medis diduga keracunan makanan," katanya pada wartawan, Ahad (21/5).
Akibat datangnya korban keracunan makanan secara terus-menerus, pihak RSU mengaku sempat kewalahan. Alhasil, para korban dirawat dengan kondisi seadanya. "Betul sempat kehabisan ruang karena datangnya banyak secara bertahap sejak Ahad subuh, mereka terus-terusan datang," ucapnya.
Para korban memperoleh perawatan berupa pemberian infus. Tujuannya guna mengganti cairan tubuh sekaligus mengeluarkan racun yang masih tertinggal.
"Yang masih belum pulang ditangani tim medis, mereka harus dikuras dengan diinfus biar sisa racunnya keluar dibuang, harus masuk cairan baru. Bisa juga lewat obat, tapi terutama dari infusan sih," ujarnya.
Di sisi lain, pihak Polres Garut belum memperoleh laporan resmi perihal insden tersebut. Sehingga, proses penyelidikan terhadap insiden yang menimpa korban banjir Garut tahun lalu itu belum dilakukan.
“Kami masih belum mendapat infomasi lengkap soal itu, masih ditelusuri,” kata Kasat Reskrim Polres Garut AKP Hairullah.
Baca juga, Pengungsi Bencana Banjir Bandang Garut Keracunan.