Jumat 19 May 2017 20:11 WIB

Ara: Hubungan Jokowi-JK Solid

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla sedang berbincang.
Foto: Halimatus Sa'diyah
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla sedang berbincang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akhir-akhirnya beredar isu jika dua orang penting di negeri Presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla tidak lagi harmonis. Duet yang dikenal dengan sebutan Jokowi-JK itu mengalami perpecahan.

Namun kabar itu dibantah oleh Politikus PDI Perjuangan, Maruarar Siarit. Bahkan Ara menegaskan hingga saat ini kedua orang penting tetap solid dan saling melengkapi.

Menurut Ara, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 silam, rakyat Indonesia memilih Jokowi-JK sebagai presiden. Maka secara legitimasi dan konstitusi mereka memiliki mandat untuk memimpin negeri ini. Tentu saja berdasarkan itu Jokowi-JK tetap menjaga kelompakannya untuk mengabdi kepada rakyat Indonesia.

"Mereka berdua ini saling melengkapi Pak Jokowi merakyat sering turun ke bawah, pendekatan yang informal, Pak JK senior sarat pengalaman dengan berbagai gebrakan jadi saling melengkapi," jelas Ara, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (18/5)

Ara mengaku memiliki komunikasi yang panjang dengan keduanya. Menurutnya Jokowi-JK memiliki dasar-dasar hubungan yang mendalam, ideologinya sama-sama Pancasila. Kemudian secara psikologis mereka saling menghargai.

Jokowi menghormati JK sebagai wakil presiden dan senior. Begitu juga sebaliknya, JK juga menghormati Jokowi sebagai orang nomor satu di Republik ini. "Di Pilpres 2014 juga mereka saling bahu membahu sehingga hubungan sangat dalam," tambahnya.

Namun Ara juga tidak memungkiri apabila ada pihak yang berupaya untuk memecah belah kekompakan mereka. Karena jika Jokowi-JK terus bersatu ini menjadi kesolidan dan kekompakan yang luar biasa. Hasilnya pemerintah akan stabil dan karena pembangunan ekonomi juga memerlukan kestabilan politik.

Disamping itu Jokowi-JK juga tidak reaktif terhadap lawan-lawan politik. Bahkan terhadap lawan-lawannya yang tidak sabar untuk Pemilu atau Pilpres 2019 mendatang. "Kalau mau jadi presiden wakil presiden nantilah bersaing saat Pilpres 2019 bersaing bersama pak Jokowi," ucap Ara.

Pria yang menjabat sebagai anggota Komisi DI DPR RI itu meminta kepada orang-orang di sekitar Jokowi-JK untuk memberikan pandangan-pandangan positif tentang hubungan mereka berdua. Sebab bagaimanapun yang dipilih oleh rakyat itu Jokowi dan Jusuf Kalla. Jadi biarkan mereka menuntaskan kepercayaan rakyat kepada mereka. "Rakyat Indonesia tidak memilih yang lain rakyat Indonesia percaya kepada mereka berdua," tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement