Kamis 18 May 2017 10:16 WIB

Keluhan Pedagang Kramat Jati Jelang Ramadhan

Pekerja mengangkut bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (17/5).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pekerja mengangkut bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (17/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa pekan menjelang bulan Ramadhan, isu ketersediaan bahan kebutuhan masyarakat mulai mengemuka. Sejumlah pedagang pun mengeluhkan ketersediaan sejumlah bahan kebutuhan pokok.

Di Pasar Induk Kramat Jati, pedagang mengeluhkan bawang putih yang dijual melalui operasi pasar. Harganya yang mencapai Rp 25 ribu per kg di luar harga eceran tertinggi (HET). Pedagang juga mengeluhkan kualitas barang yang banyak ditemukan dalam kondisi busuk dan tak layak konsumsi.

Manager Pasar Induk Kramat Jati, Nurman Hadi saat dimintai keterangan terkait kualitas  bawang putih yang di luar standar, mengaku belum mendapatkan informasi. Ia mengaku akan mengecek mutu bawang itu jika pengaduan didapatkan.

"Saya belum mendapat laporan soal barang yang busuk. Kalau memang ada kualitas bawang yang tidak sesuai standar, pasti pedagang melapor ke kita, Mas," ujarnya, Rabu (17/5).

Di kesempatan berbeda,  Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan jika banyak daerah di Indonesia sampai saat ini belum bisa memproduksi bawang putih memenuhi permintaan dalam negeri.

"Iklim kita memang tropis tapi belum bisa menghasilkan bawang putih untuk kebutuhan rakyatnya, kebanyakan bawang putih yang beredar itu hasil impor," jelas Ketua KPPU Syarkawi Rauf.

Sejumlah pedagang mengakui harga bawang memang mengalami penurunan sejak sepekan terakhir. Namun penurunzn tak diimbangi dengan pasokan kualitas yang dinilai tak sesuai standar. 

Pedagang berharap pemerintah segera mengatasi persoalan ini. Sebab ini berpengaruh pada minat beli masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement