REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktik perdagangan orang dengan iming-iming bekerja di luar negeri masih kerap terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Berbagai modus diupayakan pelaku, salah satunya melalui jalur visa umroh, visa kunjungan, dan visa cleaning service.
"Ada juga yang dijanjikan bekerja di Arab Saudi, namun dikirim ke Suriah," ujar Kabareskrim Polri, Komjen Pol Ari Dono.
Terkait modus jalur umroh yang dipakai pelaku untuk melancarkan aksinya, Kabareskrim menjelaskan, mereka menggunakan travel umroh.
"Kemudian sampai sana melarikan diri, disalurkan untuk tenaga kerja," katanya.
Berdasarkan laporan dari Kemenlu di Riyadh, sebanyak 286 orang yang pergi umroh melarikan diri (tidak kembali). Selain itu pada laporan bulan Februari, tepatnya di Jakarta Timur, polisi berhasil menangkap dua orang dengan modus operandi dipekerjakan di Saudi Arabia dengan menggunakan visa kunjungan.
"Karena ada peraturan tidak boleh mengirimkan, ini sepertinya ada kerja sama antara para pelaku di Saudi Arabia, ada yang meng-endorse disana, bahwa orang yang dibutuhkan disana adalah cleaning service," kata Komjen Pol Ari Dono.
Setelah itu, Informasi yang masuk ke Indonesia, para pelaku di Indonesia menyiapkan orang untuk menjadikan visa cleaning service, sehingga korban bisa berangkat. "Ketika sampai disana, ternyata mereka dipekerjakan lain," kata Ari Dono.
Berdasarkan hal itu, Dirjen Imigrasi, Maryoto Sumadi mengatakan akan memperketat proses penerbitan paspor dan pemeriksaan di bandara pelabuhan internasional.