Rabu 17 May 2017 15:24 WIB

MRT Ingin Ubah Gaya Hidup Masyarakat Jakarta

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Indira Rezkisari
Pembangunan jalur MRT di Jakarta, Ahad (7/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Pembangunan jalur MRT di Jakarta, Ahad (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemacetan ibukota selalu menjadi keluhan yang terus-menerus dibicarakan banyak orang. Pemprov DKI Jakarta juga selalu memberikan berbagai solusi dan kampanye agar Jakarta tidak macet, dengan mengajak masyarakat Jakarta naik transportasi umum.

MRT dihadirkan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT, Agung Wicaksono, mengajak masyarakat untuk naik transportasi umum. "MRT ini diarahkan bukan hanya jadi moda transportasi umum, tapi katalis menjadi perubahan gaya hidup yang lebih manusiawi, nyaman, dan teratur," kata dia, Rabu (17/5) siang.

Beberapa pekan lalu, Agung menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Hong Kong. Walaupun posisinya sudah sebagai direktur, ia juga tetap mengikuti pelatihan, karena MRT memang baru pertama kali ada di Indonesia. Sehingga seorang direktur pun perlu mempelajari lebih dalam lagi.

"Di dalam materi, ada satu lesson yang paling berharga, ketika chief MTR Hongkong mengatakan bahwa MTR Hongkong pertama kali didirikan 40 tahun lalu, yakni di 1979. Saat itu, 90 persen karyawannya tidak punya pengalaman perkeretaapian. Nama mereka pada saat itu memang masih baru, tapi lihat MTR Hongkong sekarang," papar dia.

Agung mengatakan, Hong Kong kini sudah menjadi operator MRT kota-kota besar, seperti Beijing, London, Stockholm, dan Australia, dan ia berharap suatu saat Indonesia bisa menjadi seperti itu. Ia menginginkan Indonesia memiliki semangat untuk maju, setidaknya dalam 40 tahun ke depan.

"Ada tiga faktor agar MRT ini bisa menarik masyarakat, yang pertama adalah sistem yang proven. Indonesia menggandeng Jepang untuk pendanaan dan konstruksi yang teruji. Kedua, SDM yang kompeten. Satu-satunya cara, MRT kini sedang adakan pelatihan untuk masinis dan staf. Ketiga dan terpenting, harus pastikan penumpang teredukasi," papar Agung.

Agung menuturkan, penumpang harus disosialisasikan dan diedukasi agar tepat dan beradab. Dua tahun lagi MRT diprediksi sudah bisa beroperasi. Untuk ke depannya, MRT akan sosialisasikan semakin teknis dan real bagaimana cara penggunaan MRT. Walaupun tarif MRT hingga saat ini masih terus dibicarakan dan diperhitungkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement