Rabu 17 May 2017 13:54 WIB

Mungkinkah Ada Wajib Militer di Indonesia? Ini Kata Mayjen TNI

Rep: Santi Sopia/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah Kader Bela Negara melakukan atraksi bela diri pada upacara pelantikan yang dihadiri Menhan Ryamizard Ryacudu, di Desa Bantar Barang, Rembang, Purbalingga, Jateng.
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Sejumlah Kader Bela Negara melakukan atraksi bela diri pada upacara pelantikan yang dihadiri Menhan Ryamizard Ryacudu, di Desa Bantar Barang, Rembang, Purbalingga, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pembinaan Hukum (Kababinkum) TNI Mayjen TNI Markoni menanggapi terkait saran wajib militer terutama bagi anak-anak muda di Indonesia. Menurutnya, untuk saat ini ada konsep bela negara yang digagas Kementerian Pertahanan (Kemhan) untuk meningkatkan kecintaan dan nasionalisme rakyat, termasuk anak-anak muda Indonesia,

"Wajib militer bukannya kita tidak mau, Kemhan sudah lakukan (program) bela negara. Jadi itu komponen cadangan ketika TNI sudah tidak mampu. Kalau rakyat terlatih, ini bisa menjadi kekuatan luar biasa," ujar Markoni yang mewakili Panglima TNI dalam diskusi di Jakarta, Rabu (17/5).

Markoni mengatakan pendidikan bela negara adalah bagaimana mendorong rakyat cinta pada negaranya. Rakyat akan dikenalkan dengan sejarah negara, pahlawan, dan sebagainya sehingga akhirnya rakyat punya kebanggan terhadap negara.

"Sama kayak cinta kepada keluarga pasti kita bela mati-matian," katanya.

Markoni meminta pendidikan bela negara tidak dipandang apriori karena, semata-semata ini bukan tujuan untuk wajib militer. "Ini tidak semata-mata ada wajib militer, ini adalah bagaimana kalau terjadi suatu saat nanti, jika ada bela negara, karena sistem pertahanan kita adalah rakyat semesta," kata dia.

Ia mencontohkan seperti Amerika atau Korea Selatan (Korsel) yang menerapkan wajib militer. Tetapi, kata dia, semua warga negar nya memiliki kemauan.

Pendidikan bela negara juga, menurut dia, bisa masuk kurikulum pendidikan mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, termasuk yang juga telah diterapkan di sekolah di bawah yayasan TNI.

"Sebelum memulai pelajaran, ada menyanyikan lagu 'Indonesia Raya', pulangnya nyanyi 'Padamu Negeri', di pelosok belum tentu tahu apa gunanya. Ini salah satu bentuk, kemudian ada bentuk lain " tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement