Selasa 16 May 2017 20:25 WIB

Emil Optimistis Pencak Silat Diakui Unesco

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Anggota Pencak Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (NU) memperagakan aktraksi bela diri. (ilustrasi)
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Anggota Pencak Silat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (NU) memperagakan aktraksi bela diri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil optimistis, hasil persentasinya untuk mengupayakan seni bela diri Pencak Silat diakui dunia melalui lembaga United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), bisa berhasil.

Ridwan Kamil, berangkat ke Unesco pada 6 Mei 2017 bersama 25 delegasi Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI). Mereka terdiri dari 12 orang pesilat dan lima orang nayaga (ahli gamelan). Rombongan tersebut, menampilkan pencak silat di hadapan 180 perwakilan Negara. Selebihnya, merupakan tim pendukung termasuk perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

"Saya sangat optimis, karena kunci argumentasinya kuat. Nanti duta besar kita di Unesco, Pak Fauzi juga akan lobi terus," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Senin (16/5).

Emil mengatakan, pelestarian budaya untuk diakui dunia saat ini mengalami kesulitan pada fase lobying (tahap lobi).  Oleh karena itu, saat dirinya ke Unesco posisinya bukan sebagai Walikota Bandung melainkan sebagai warga Indonesia yang diminta melobi dengan kapasitas.

Menurut Emil, proses pengajuan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda milik Indonesia itu tidak mudah dan butuh waktu yang cukup panjang. Namun,  pihaknya berupaya proaktif dalam memperjuangkan itu. Karena, Indonesia tidak menutup kemungkinan akan bersaing dengan negara tetangga, karena nusantara itu, terangnya, selain Indonesia bisa Malaysia, Thailand, Filipina dan lain-lain.

Saat presentasi, kata Emil, Ia  menjelaskan bahwa pencak silat itu berbeda dengan bela diri yang lain. Karena, pencak silat itu kombinasi  ada bela dirinya, ada musiknya, ada tarinya  dan ada fashionnya.

"Tidak ada bela diri di dunia yang memiliki  empat aspek budaya itu dalam satu kegiatan budaya tadi,” kata dia.

Dikatakan Emil, Ia sangat senang melihat antusiasme penonton di gedung UNESCO, Paris Prancis. Karena, jarang terjadi kegiatan yang membuat sekitar 1.000 tetap manteng bertahan di gedung tersebut. Belum lagi saat penampilan yang juga di dalamnya ada atraksi ekstrem semacam debus disaksikan langsung para duta besar UNESCO di dunia. Kehadiran mereka penting agar mendukung dan menjadikan pencak silat sah milik Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement