REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA TENGAH -- Dalam rangka merawat tradisi budaya lokal Bangka Belitung, ribuan Pramuka Madrasah memecahkan rekor MURI sebagai Pelansir Pantun Melayu terbanyak di dunia. Pembacaan pantun tersebut dilakukan dalam acara pembukaan kegiatan Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) III di Bumi Perkemahan Selawang Segantang Bangka Belitung, Selasa (16/5).
Tradisi pantun budaya lokal itu bernama Talibun, yaitu seni tutur Folklor Bumi Serumpun Sebalai Bangka Belitung yang merupakan pantun enam baris sampai dengan dua belas baris. Sedangkan untuk para pembacanya dikenal dengan istilah pelansir.
Representatif MURI Faisal Nadirahman mengatakan, pembacaan pantun tersebut dilansir oleh 2.172 peserta pramuka madrasah, sehingga mencatatkan rekor dunia. Pencatatan rekor MURI ini untuk menumbuhkan kembali minat generasi bangsa terhadap budaya asli Bangka Belitung.
"Talibun ini kan memiliki ciri khas sendiri, dalam rangka untuk menumbuhkan kembali minat terutama bagi para siswa-sisiwi para generasi-generasi agar tidak melupakan budaya asli mereka," ujarnya saat berbincang dengan Republika.co.id usai acara pembukaan PPMN III yang dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Menurut Faisal, pencatatan rekor tersebut memang merupakan tugasnya untuk memotivasi daerah-daerah lainnya sehingga jhga dapat mengembangkan potensi budayanya masing-masing. "Tadi rekor MURI-nya diserahkan kepada Menteri Agama dan juga Gubernur Bangka Belitung," ucapnya.
Talibun yang dibacakan dalam acara tersebut merupakan karya salah satu kakak Pramuka bernama Mardhani Zuhri dengan judul "Ikrar Salam Pramuka Madrasah". Mardhani Zuhri mengatakan, melalui karyanya tersebut pihaknya ingin mengangkat pantun Melayu yang ada dia Bangka Belitung, sehingga tetap menjadi khazanah kekayaan budaya Indonesia.
"Memang kita mengangkat foklor tutur melayu kuno yang ada di Bumi Serumpun Sebalai Kepulauan Bangka Belitung ini yang dinamanakan Talibun. Semoga dengan adanya rekor MURI yang dipecahkan oleh 2.172 orang ini menjadikan khazanah kekayaan melayu ini lestari," kata Mardhani.