REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis berharap, aksi lilin yang belakangan dilakukan tetap bertujuan untuk perdamaian. Ia mengingatkan, jangan sampai aksi berlebihan dan malah terjadi pemborosan.
"Sebaiknya, dana-dana itu dikumpulkan untuk disantunkan ke orang-orang yang membutuhkan, anak yatim dan barangkali mereka yang berkekurangan," kata Cholil kepada Republika.co.id, Senin (15/5).
Ia mengingatkan, aksi-aksi lilin jangan sampai dilakukan sebagai bentuk protes terhadap hukum yang dirasa akan jadi bentuk tidak hormat terhadap hukum. Sebab, sejak awal sudah disepakati persoalan hukum diselesaikan di meja pengadilan.
Terlebih, lanjut Cholil, sejak awal semua sudah memberikan kepercayaan kepada majelis hakim dan sama-sama mau menerima apapun keputusannya. Ia khawatir, akan ada benturan dari kelompok liberal dan radikal jika tujuan itu yang diangkat.
"Maka itu, aksi-aksi menyalakan lilin harus dijaga sebagai bentuk komunikasi perdamaian," ujar Cholil.
Cholil menilai, jika perdamaian tidak dijadikan tujuan utama dan terjadi benturan itu, kondisi Indonesia akan jadi kurang baik. Karenanya, ia minta semua menahan diri agar tercipta Indonesia yang kondusif, investasi baik dan keseharian bisa berlangsung baik.
"Sehingga, Indonesia bisa berpikir untuk memperbaiki sumber daya manusia, mendesain strategi dalam kompetisi dengan dunia internasional," kata Cholil.