REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG – Sejumlah pengojek konvensional yang menamakan diri Persatuan Ojek Kota Bandar Lampung (Pokbal) melakukan razia terhadap pengojek dalam jaringan (daring) Go-Jek, Ahad (14/5). Mereka merampas jaket dan helm lalu dikumpulkan dan dibakar.
Anggota Pokbal yang berpakaian jaket seragam mengaku, aksi razia pengojek daring yang melintas, karena telah merugikan pengojek konvesional yang lebih dulu hadir di Bandar Lampung. Menurutnya, pangkalan yang ada dirusak dan pengojek daring melanggar kesepakatan dalam mengambil dan mengantar penumpang.
Menurut Arief, salah seorang anggota Pokbal, mereka tidak mau ada pengojek daring di Kota Bandar Lampung, karena telah mengganggu pengojek konvensional dalam mencari nafkah untuk keluarganya. “Saat ini Kota Bandar Lampung belum perlu ojek online. Jadi, tidak perlu ada ojek online,” katanya di sela-sela pembakaran jaket dan helm ojek daring hasil razia.
Aksi sepihak dari Pokbal mendapat tanggapan serius dari pengojek daring. Mereka merasa terganggu dengan aksi vandalisme yang terjadi di Kota Bandar Lampung. “Saya tidak bisa berbuat banyak, karena mereka banyak, jadi saya terpaksa saya serahkan jaket dan helm,” kata Herman, salah seorang pengojek daring saat melapor ke Pos Polisi di Tugu Adipura.
Kapolresta Bandar Lampung Komisaris Besar Polisi Murbani Budi Pitono meminta pengojek Pokbal tidak berbuat sepihak dengan melakukan tindakan yang tidak dibenarkan. “Ini masalah tidak komitmen kedua belah pihak dalam kesepakatan bersama,” kata Murbani di Pos Polisi Tugu Adipura.
Menurut dia, kedua belah pihak saling mematuhi kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya, agar sama saling nyaman dalam mencari nafkah. Kapolresta Bandar Lampung akan memanggil pimpinan Gojek untuk menyelesaikan persoalan ini.
Ia berharap anggota Pokbal tidak berbuat anarkis dan tindakan berlebihan seperti sebelumnya. Polisi akan menyelesaikan kasus ini dengan memanggil kedua belah pihak. Kedua belah pihak akan menyepakati kembali terkait lokasi-lokasi yang strategis pangkalan ojek konvensional.
Menurut Yudi, salah seorang pengguna ojek daring, semuanya bisa disepakati bersama agar tidak saling mengganggu dalam mencari penumpang. “Masing-masing pihak saling melengkapi bukan saling bermusuhan. Cobalah saling perbaiki pelayanan, maka penumpang akan datang sendiri,” ujarnya.