Sabtu 13 May 2017 19:04 WIB

TN Komodo Segitiga Terumbu Karang Terindah di Dunia

Red: Ilham
Taman Nasional Komodo (ilustrasi)
Foto: New7Wonders
Taman Nasional Komodo (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur (NTT), Marius Ardu Jelamu mengatakan, berbagai hasil penelitian menunjukkan Taman Nasional Komodo merupakan jantung segitiga terumbu karang dengan keanekaragaman hayati laut paling kaya di dunia.

"Taman Nasional Komodo merupakan jantung segitiga terumbu karang dengan keanekaragaman hayati laut paling kaya di dunia," katanya di Kupang, Sabtu (13/5).

Oleh karena itu, wilayah perairan di sekitar Pulau Komodo dan Labuan Bajo terpilih sebagai wilayah penyelaman terbaik kedua di dunia setelah Raja Ampat. Menurutnya, penobatan itu berdasar penilaian dari Televisi Amerika Serikat, CNN. Penghargaan tersebut membuat Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi NTT dan Kabupaten Manggarai Barat berusaha untuk memaksimalkan lagi potensi wisata di wilayahnya.

"Jadi kita di Indonesia memiliki dua brending khusus untuk snorkeling, yaitu Raja Ampat dan Labuan Bajo. Walaupun Labuan Bajo itu berada di Flores Barat, namun kedatangan wisatawan tidak hanya di Labuan Bajo dan sekitarnya tetapi juga mengelilingi seluruh NTT. Ini tentu saja memacu kita untuk mengembangkan pariwisata," katanya.

Ia menjelaskan, Taman Nasional Komodo memiliki sejumlah titik penyelaman yang tersebar di Labuan Bajo, Pulau Komodo, dan Pulau Rinca dengan karakteristiknya masing-masing. Karena itu, wajar saja apabila sebelumnya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menahan semua pembangunan di kawasan Pulau Komodo sebagai bagian dari program pengembangan Labuan Bajo, Flores, yang masuk 10 destinasi wisata prioritas.

Kebijakan itu dinilai tepat, karena dari waktu ke waktu tingkat pengamanan dan kelestarian lingkungan di sekitar Pulau Komodo itu kian terancam akibat aktivitas manusia maupun bencana alam sehingga perlu tindakan 'conserve' (lindungi). "Sebagian wilayah Pulau Komodo yang strategis, namun terancam dari abrasi dan kerusaskan lingkungan lainnya akan kami tahan dari pembangunan apa pun," katanya.

Menurut dia, pembangunan di kawasan wisata harus dijaga agar tetap mempertimbangkan aspek lingkungan. Pasalnya, pembangunan di kawasan wisata dikhawatirkan mengancam kelangsungan hidup komodo yang menjadi daya tarik utama wisata.

"Selain perairan Komodo Labuan Bajo, juga perairan di Pulau Alor. Di sana memiliki 50 titik menyelam yang tersebar sampai ke Pulau Pantar, karena keindahan terumbu karang dan aneka hayati dalam laut lainnya," demikian Ardu Jelamu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement