Kamis 11 May 2017 22:15 WIB

Tetap Waspadai Virus Antraks

Dua warga berusaha menjinakkan ternak sapinya saat akan diberi vaksin antraks di Desa Patalassang, Kecamatan Patalassang, Kabupaten Gowa, malah sibuk.
Foto: FOTO ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/ss/pd/11
Dua warga berusaha menjinakkan ternak sapinya saat akan diberi vaksin antraks di Desa Patalassang, Kecamatan Patalassang, Kabupaten Gowa, malah sibuk.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, Muhammad Nasir, mengimbau masyarakat pemilik ternak untuk tetap waspada terkait virus antraks. "Penyakit menular yang menyerang hewan khususnya ternak sapi yang disebabkan bakteri bacillus antracic di Sulawesi Tenggara selama puluhan tahun tidak ditemukan lagi, namun demikian kita tetap harus waspada," katanya di Kendari, Kamis (11/5).

Ia mengatakan, walaupun penyakit antraks pada hewan ternak sapi, kerbau maupun kambing di Sultra pernah ada 30 tahun lalu yakni tepatnya 1985-1986, hingga kini tak ada lagi. Karena saat itu pula pemerintah langsung cepat melakukan tindakan dengan membasmi semua hewan yang tertular saat itu.

"Pengawasan terhadap ternak peliharaan masyarakat khususnya daerah sentra (Konawe Selatan, Muna dan Bombana) akan terus dilakukan, dan melakukan sosialisasi secara berjenjang untuk proses pencegahan terhadap gejala antraks pada ternak tersebut," ujarnya.

Nasir mengatakan, sebagai daerah yang berbatasan dengan provinsi lain seperti Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah petugas pengawas ternak khususnya karantine hewan intensif melakukan pengawasan pada pos-pos tertentu, tempat keluar masuknya antarpulau hewan seperti di pelabuhan Baubau, Kolaka, Kolaka Utara dan kabupaten lain.

"Kasus terakhir hewan ternak di Sulawesi Tenggara yang mati karena terserang virus antraks ditemukan pada 1985 dan 1986. Namun bukan berarti daerah ini telah terbebas dari virus berbahaya tersebut karena virus antraks bisa hidup dalam spora dan terbenam di tanah selama 70-100 tahun," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement