Kamis 11 May 2017 17:52 WIB

Petani Optimistis Capai Produksi Padi pada Musim Gadu

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Seorang petani menyiram lahan pertaniannya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang petani menyiram lahan pertaniannya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU –- Para petani di Kabupaten Indramayu optimistis target produksi padi pada musim tanam gadu (kemarau) 2017 bisa tercapai. Mereka pun berharap hasil produksi itu nantinya bisa menutupi kerugian akibat turunnya produksi padi pada musim tanam rendeng (penghujan) 2016/2017.

 

‘’Alhamdulillah, pasokan air dari Bendung Rentang cukup memadai,’’ ujar Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, Kamis (11/5).

 

Selama ini, pasokan air menjadi kendala utama dalam pelaksanaan musim tanam gadu di Kabupaten Indramayu. Biasanya, tanaman padi di berbagai kecamatan terancam kekeringan akibat kurangnya pasokan air dari Bendung Rentang. ‘’Sekarang hujan juga terkadang masih turun,’’ kata Sutatang.

 

Selain itu, ketersediaan pupuk juga cukup memadai sehingga pemupukan pada areal tanaman padi tidak terhambat. Ditambah lagi, serangan hama sejauh ini juga tidak terlalu mengganggu sawah di wilayah Indramayu.

 

Sutatang optimis, target produksi padi sebanyak tujuh ton per hektare dapat tercapai. Dengan demikian, bisa menutupi kerugian yang dialami petani akibat menurunnya produksi padi pada musim rendeng 2016/2017 lalu.

 

Sutatang menyebutkan, sejauh ini sudah 70 persen lahan pertanian di Kabupaten Indramayu sudah memulai musim tanam gadu. Bahkan, umur tanaman padinya rata-rata sudah memasuki dua bulan.

 

Sementara itu, 30 persen sisanya ada yang baru persiapan tanam. Di antaranya di Kecamatan Sukra, Anjatan, Bongas dan Patrol. Wilayah-wilayah itu terlambat tanam karena pada 2016 lalu melaksanakan tiga kali musim tanam.

 

Sutatang mengungkapkan, pada 2016 lalu, tingginya intensitas hujan menyebabkan sejumlah daerah melakukan tiga kali musim tanam. Pasalnya, ketersediaan air untuk areal pertanian sangat cukup.

 

Namun, tingginya curah hujan juga menyebabkan banyaknya serangan berbagai jenis organisme pengganggu tanaman (OPT). Dampaknya, produksi padi pada musim tanam rendeng jadi menurun.  ‘’Produksi padi turun antara 20 sampai 30 persen,’’ terang Sutatang.

 

Sementara itu, salah seorang petani asal Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Darsa, mengakui sejauh ini pelaksanaan musim tanam gadu tidak menemui kendala yang berarti. Dia pun optimis target produksi pada musim tanam gadu kali ini mampu tercapai. ‘’Alhamdulillah air dan pupuk cukup. Hama juga sedikit. Semoga panen nanti bagus hasilnya,’’ tandas Darsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement