REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Pendulang intan di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menemukan intan dengan ukuran dan berat yang cukup besar yakni 39 karat. Pendulang meyakini intan tersebut berkualitas tinggi.
Kapolsek Banjarbaru Timur AKP Avan Suligi di Banjarbaru, Senin (8/5) membenarkan temuan intan yang berukuran cukup besar oleh kelompok pendulang intan di kawasan Lukaas Kecamatan Cempaka. "Memang benar ada temuan intan pada Jumat (5/5) berukuran 39 karat dan saya sudah melihat sendiri bentuknya yakni seukuran ibu jari orang dewasa warna agak merah kekuningan," ujarnya.
Ia mengatakan, intan atau biasa disebut masyarakat setempat dengan sebutan galuh berukuran cukup besar memang jarang ditemukan kelompok pendulangan tradisional di tempat itu
Namun, kata dia, temuan intan yang dinamai 'Diang Geringsing' itu cukup menghebohkan masyarakat. Karena itu dua mengundang ketua kelompok pendulangan ke kantor polsek setempat. "Orangnya sudah datang saat kami undang ke mapolsek dengan membawa intan temuan. Setelah itu pulang dan tidak meminta pengawalan personel kepolisian," ungkapnya.
Sementara itu, Ahmad Dahlan yang menyimpan 'Diang Geringsing' mengaku ukuran intan yang ditemukan sekitar satu kilometer dari pendulangan intan di Desa Pumpung, cukup besar. "Ukurannya cukup besar dan kualitas bagus dengan warna merah kekuningan. Pendulang juga sudah cukup lama tidak menemukan intan berukuran seperti ini," ucapnya kepada wartawan.
Menurut dia, pihaknya masih belum bisa memperkirakan berapa harga intan yang diberi nama 'Diang Geringsing' yang artinya putri cantik bergemerincing karena siapa pun melihat, merinding.
"Soal harganya, kami belum tahu berapa karena harga intan tidak bisa ditetapkan berapa. Tergantung kualitas dan kesediaan pembelinya berapa berani membayar," katanya.
Sementara itu, temuan intan yang pernah menggegerkan di kawasan pendulangan intan di Desa Pumpung, Sungai Tiung Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru terjadi pada 26 Agustus 1965. Saat itu, ditemukan intan seberat 166,75 karat atau sebesar telur burung merpati dan diberi nama 'Intan Trisakti' oleh Presiden Soekarno. Harganya mencapai triliunan rupiah kala itu.
Namun, hingga sekarang keberadaan Intan Trisakti tidak diketahui dimana rimbanya dan hanya namanya saja yang masih terdengar disertai tugu intan di mulut jalan Desa Pumpung.