REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono, menekankan pentingnya peran pemuda melindungi karakter bangsa dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Nilai-nilai seperti Pancasila, Kebinekaan dan NKRI harus dipertahankan di tengah derasnya paham-paham dan kelompok-kelompok yang ingin mengubah dasar negara dan falsafah kebangsaan tersebut.
"Pemuda saat ini merupakan salah satu garda terdepan bangsa untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, dibutuhkan para pemuda yang memiliki karakter yang teguh untuk terus merawat keutuhan dan kedaulatan bangsa dari ancaman paham radikal, anti-NKRI dan kelompok-kelompok yang alergi terhadap Pancasila," kata Diaz Hendropriyono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/5) kemarin.
Acara IPAL ini dihadiri ratusan mahasiswa, pemuda dari berbagai elemen organisasi kemasyarakatan dan unsur-unsur Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Karenanya, Diaz menambahkan, pemuda hendaknya mulai fokus memperjuangkan kualitas, tidak hanya kuantitas dalam mengisi demokrasi Indonesia yang sudah hampir 20 tahun bergulir pascareformasi.
Diaz, yang juga alumnus Lemhannas PPRA 49 tahun 2013, mengungkapkan bangsa Indonesia sudah seharusnya mulai berpikir lebih dalam tentang esensi demokrasi atau substansi demokrasi dan tidak lagi hanya berkutat dengan prosedur-prosedur demokrasi atau procedural democracy. Dengan demikian, pemuda dapat menggunakan demokrasi sebagai instrumen untuk mewujudkan tujuan-tujuan bangsa sebagaimana tercantum dalam Preambule UUD 1945.
Diingatkan Diaz, pemuda berperan penting dalam perubahan sejarah bangsa. Sebagai contoh, Jendral Sudirman menjadi panglima besar saat berusia 29 tahun, sedangkan Sultan Hasanuddin mulai bertakhta di Gowa pada umur 22 tahun. Peran pemuda di masa depan pun akan tetap besar, mengingat Indonesia akan menikmati bonus demografi sampai tahun 2030-an.
"Ini mestinya potensi besar, bukan bencana. Pemuda yang mestinya jadi garda terdepan membentengi NKRI, bukan malah yang merusaknya," kata dia.