REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Setelah berjuang mati-matian, akhirnya 207 petani asal Kecamatan Telukjambe Barat, kembali ke Karawang. Para petani ini, memilih mengungsi ke Jakarta serta mengadukan nasibnya ke Presiden Joko Widodo setelah berkonflik dengan PT Pertiwi Lestari (PL).
Kepulangan pengungsi tersebut, disambut oleh Wakil Bupati Karawang, Jimmy Ahmad Zamaksyari. Sebanyak 270 petani dari tiga desa ini, ditampung untuk semantara di rumah dinas bupati (RDB), yang tidak ditinggali oleh Bupati Cellica Nurachadiana.
"Kepulangan mereka ke Karawang, usai adanya instruksi dari Presiden ke Menteri Agraria, supaya kasus petani ini segera diselesaikan," ujar Jimmy, kepada Republika.co.id, Sabtu (6/5) malam.
Kepada para petani, Jimmy mengatakan, persoalan agraria yang dihadapi petani ini akan segera diselesaikan oleh pemerintah pusat. Dengan memberikan lahan pengganti kepada para petani itu. Selain itu, pemkab juga akan memberikan jaminan supaya para petani tersebut segera mendapat lahan pengganti, didekat lokasi tempat tinggal sebelumnya.
"Saya jaminannya. Soal lahan pengganti akan diurus sebulan ke depan," jelasnya.
Jimmy menjelaskan, masalah petani Telukjambe Barat ini, bisa dicarikan solusinya. Setelah ada kepastian dari pemerintah pusat, yang akan memberikan lahan pengganti. Masing-masing kepala keluarga akan mendapat lahan 500 meter. Sebesar 200 meter untuk rumah. Sisanya, 300 meter lagi untuk bercocok tanam.
Selama proses penggantian lahan ini, lanjut Jimmy, 270 petani asal Desa Margamulya, Margakaya, dan Wanajaya ini, sementara akan tinggal di RDB. RDB ini, sangat layak untuk mereka tinggali. Setelah mereka punya lahan pengganti, baru para petani ini kembali ke kampung halamannya.
Salah seorang petani, Maman Cukil, mengaku, sangat terharu bisa pulang lagi ke Karawang. Apalagi, mendengar pihak pemkab menjamin bila para petani akan mendapat lahan pengganti.
"Kami sangat senang. Terima kasih Pak Jokowi, Pak Sofyan Djalil, dan Kang Jimmy," ujarnya.