REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Ekonomi Indef, Dzulfian Syfrian menilai data yang dirilis oleh BPS menunjukan adanya angkatan kerja yang meningkat pada 2017 ini. Ia menilai, pemerintah harus bisa membuka lapangan kerja agar angkatan ini bisa terserap dengan baik.
BPS mencatat, angkatan kerja 2017 sejumlah 6,11 juta orang. Jika dibandingkan Agustus 2016 silam, jumlah angkatan kerja meningkat. Tercatat pada Agustus 2016 jumlah angkatan kerja ada 3,88 juta orang.
Dzulfian menjelaskan besarnya masyarakat yang tergabung dalam angkatan kerja dapat menjadi modal pembangunan. Ia menilai jika angkatan kerja meningkat maka mencerminkan bahwa Indonesia mempunyai masyarakat dalam usia produktif dibandingkan dengan negara lain seperti Eropa dan Jepang.
"Pemerintah harus waspada akan hal ini. Peningkatan jumlah angkatan kerja ini dikenal dengan istilah "bonus demografi". Di mana bonus ini bisa mendongkrak perekonomian secara cepat jika dikelola dengan tepat," ujar Dzulfian melalui keterangan tertulisnya, Jumat (5/5).
Dzulfan menilai melihat hal ini, pemerintah harus bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi para angkatan kerja baru ini. Ia mengatakan, jika pemerintah tidak sigap maka akan menjadi beban demografi.
"Alhasil, ancaman pengangguran muda akan sangat besar. Jika hal ini terjadi, justru ini akan menjadi beban bagi Indonesia karena konsekuensi pengangguran akan sangat besar-tidak hanya terhadap perekonomian tetapi juga berbagai kondisi sosio-ekonomi-politik masyarakat," ujar Dzulfan.