Rabu 03 May 2017 02:14 WIB

Menteri Yohana: Ketahanan Keluarga Harus Jadi Perhatian Serius

Rep: Kabul Astuti/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise memberikan keterangan persnya di Jakarta, Rabu (4/5).
Foto: Republika / Darmawan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise memberikan keterangan persnya di Jakarta, Rabu (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise mengatakan keluarga berperan penting sebagai pilar utama pembangunan bangsa. Ketahanan keluarga diperlukan untuk menciptakan bangsa yang kuat dan mencegah terjadinya tindak kekerasan di masyarakat.

Yohana menyatakan, ketahanan keluarga dapat dijadikan salah satu landasan untuk menciptakan kebijakan publik agar lebih family friendly. Keluarga perlu dijadikan unit target dan sasaran pembangunan oleh lembaga/kementerian di Indonesia.

"Semua masalah itu terjadi karena keluarga. Kuncinya, di keluarga. Kalau keluarga baik, saling pengertian suami istri dan bertanggung jawab pada anak-anak, pasti tidak ada masalah. Ini karena salah pengasuhan, berlanjut kekerasan terjadi dimana-mana," ujar Yohana Yembise, di Gedung Kementerian PPPA, Jakarta, Selasa (2/5).

Yohana memaparkan, Indonesia memiliki jumlah keluarga sekitar 60 juta keluarga, yang di dalamnya tentu ada perempuan dan anak. Total penduduk perempuan Indonesia sekitar separuh dan total penduduk anak sekitar sepertiga. Jika jumlah perempuan dan anak disatukan, maka sekitar 67 persen dari total penduduk Indonesia atau dua pertiga.

"Mereka inilah semua, yang harus kita penuhi hak-haknya dan kita lindungi dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi," ujar Yohana. Ia menyebut, Indeks Ketahanan Keluarga sebagai salah satu alat ukur yang diterapkan di Indonesia, dinilai dari empat hal, yakni ketahanan fisik, ekonomi, sosial budaya, dan psikologi sosial.

Yohana juga menyinggung tingginya angka pekerja perempuan di Indonesia. Angka pekerjaan perempuan terus bertambah seiring dengan meningkatkan tingkat pendidikan dan kapasitas perempuan. Hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah perempuan yang bekerja di ruang publik dan perempuan sebagai kepala keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement