REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para Pendidik di Kabupaten Indramayu harus benar-benar memahami konsep ‘Laku Telu’ yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara. Pasalnya, saat ini, dunia pendidikan tengah mengalami krisis keteladanan dan praktek pendidikan tidak lagi menginspirasi.
Hal tersebut ditegaskan Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah ketika pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, Selasa (2/5) di Alun-alun Indramayu. Pemahaman terhadap konsep 'Laku Telu' ini, kata dia, karena saat ini dorongan dari arah belakang dari kepemimpinan pendidikan tidak disertai pemberian arah dan haluan untuk peserta didiknya. "Gagasan pemikiran dan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hajar Dewantara tersebut menjadi dasari acuan bidang pendidikan di pemerintahan saat ini," ujarnya, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id.
Konsep “Laku Telu" atau tiga peran yang dirumuskan dalam frasa bahasa jawa: “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso, tut wuri handayani” yang artinya apabila di depan memberi teladan, apabila di tengah memberi ilham (inspirasi) dan apabila di belakang memberi dorongan. Ketiga peran tersebut harus dilaksanakan secara seksama baik bergantian maupun serempak dalam tampilan sosok pemimpin pendidikan yang utuh.
Di sinilah, kata Anna, para pendidik diingatkan untuk tidak memenggal dan menerapkan sepenggal-sepenggal tiga laku kepemimpinan dalam praksis pendidikan Ki Hadjar Dewantara. “Masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh generasi peserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat, serta menguasai berbagai bidang ketrampilan hidup, vokasi dan profesi abad 21,” ujarnya.
Semetanra dalam rangka mewujudkan visi tersebut, dilakukan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual, kata Anna, sekarang sedang diupayakan agar karakter kembali menjadi fondasi dan ruh pendidikan nasional. Untuk itu, pembentukan karakter harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar kemudian untuk jenjang pendidikan lebih lanjut harus kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin.
"Memungkinkan peserta didik membekali dirinya dengan ketrampilan dan keahlian yang berdaya kompetisi tinggi, yang dibutuhkan dunia abad 21. Hanya dengan karakter yang kuat dan kemampuan berdaya saing tinggilah peserta didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri dengan tegak diantara bangsa-bangsa maju yang lain di masa yang akan datang," ucapnya.
Untuk tujuan itu, lanjut Anna, saat ini, tengah diupayakan penyelarasan, penyatuan dan pembauran bidang kebudayaan dengan pendidikan. Begitu juga dalam pemanfaatan sumber-sumber belajar yang ada di kelas, di lingkungan sekolah dan yang ada diluar sekolah. Sehingga proses pembelajaran tidak terkotak-kotak, tersekat-sekat, tertutup dan sumpeg, melainkan terbuka, luwes dan leluasa.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu Ali Hasan mengatakan, peringatan Hari Pendidikan Nasional diramaiakan dengan penampilan marching band dari TK Cendekia dan parsatuan PAUD se Kabupaten Indramayu. Diserahkan pula berbagai penghargaan kepada pemenang terhadap lomba-lomba yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu. Dan ditampilkan hasil pembinaan mengaji 15 menit sebelum belajar yaitu tahfidz Alquran juz 30 oleh anak-anak SD.