Sabtu 29 Apr 2017 16:36 WIB

Sehari Semalam Menari tanpa Henti

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ilham
Solo menari

Hari tari dunia itu juga dimeriahkan denagn tarian yang dibawakan oleh ratusan anak-anak penyandang kebutuhan khusus dari berbagai sekolah di Solo Raya. Mereka pun antusias mengikuti event tahunan itu. Di Pendopo ISI Surakarta, anak-anak disabilitas menyuguhkan tarian-tarian yang menarik dan menghibur penonton.

Misalnya saja tarian topi yang dibawakan oleh lima puluh siswa dari SLB Negri Karanganyar. Aiera Raisya (7 tahun) adalah salah satunya. Meski mengalami keterbatasan, namun dia mampu mengikuti tarian yang diajarkan oleh gurunya.

Hanya butuh tiga pekan saja bagi Aira dan teman-tamannya untuk mempersiapkan tarian tersebut hingga dapat dipentaskan pada hari tari sedunia. Dia pun merasa senang dapat ikut menari dalam even itu.

Hal senada diungkapkan oleh siswa dari Yayasan Anak Luar Biasa Jaten, Karanganyar, Taufiq Mustafa. Siswa kelas 1 SMA itu bahkan menjadi kapten dalam tim tarinya. Gerakan Taufik menjadi patokan untuk diikuti oleh teman-temannya yang lain.

Bagi Taufik, menari telah menjadi hobinya. Tak hanya di sekolah, dia juga mengulang tariannya saat di rumah.

Dwi Yuworo, pelatih tari Yayasan Anak Luar Biasa Karanganyar mengungkapkan, meski sederhana, namun tari yang dipertunjukan oleh siswa-siswanya diharapkan dapat memberi pesan sosial dan menghibur masyarakat.

Meski diakuinya untuk mengajari siswanya menari tak mudah. Sebab, jelas dia, ada saja siswa yang enggak menari saat jadwal latihan dimulai.  “Anak-anak konsentrasi menari apabila hatinya senang, kadang kalau tidak mau menari ada saja alasannya, kami juga tidak paksakan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement