Sabtu 29 Apr 2017 07:41 WIB

Pesantren Dinilai Memiliki Peran Dukung Ketahanan Pangan

Red: Ilham
Pesantren (ilustrasi).
Foto: Arief Priyoko/Antara
Pesantren (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Bank Indonesia (BI) memandang kehadiran pondok pesantren memiliki peran strategis dalam mendukung program ketahanan pangan di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). "Mendukung program ketahanan pangan pemerintah karena pengembangan bisnis syariah umumnya usaha yang dikembangkan pondok pesantren bergerak di sektor riil," kata Deputi Direktur Advisory dan Pengembangan Ekonomi Regional Bank Indonesia Perwakilan Sulut Buwono Budisantoso, Jumat (29/4).

Dia mengatakan, biasanya pondok pesantren di Sulut mengambil lokasi pertanian, perikanan, dan sektor lainnya yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing pesantren. Pesantren memiliki potensi untuk pemberdayaan ekonomi di lingkungannya maupun masyarakat sekitar.

Sebagian besar pesantren merupakan pusat ekonomi desa dan berperan dalam pengembangan riil aktivitas ekonomi.

"Alumni pesantren berpotensi untuk menjadi wirausaha," kata Buwono.

Perlu diketahui, jumlah penduduk muslim di Indonesia sebesar 207 juta atau 82 persen dari total keseluruhan penduduk Indonesia. Besarnya populasi umat Muslim tersebut turut menghiasi berbagai sisi kehidupan masyarakat, baik di bidang sosial, budaya, politik, ekonomi maupun pendidikan.

Di bidang ekonomi, perkembangan ekonomi yang berlandaskan syariah Islam tumbuh pesat sejak beberapa dekade terakhir. Di bidang pendidikan, pendidikan berbasis Islam yang lebih dikenal dengan sebutan pondok pesantren berkembang dengan pesat.

Data Kementerian Agama menyebutkan pada tahun 2005 jumlah pesantren mencapai 14.798 dengan jumlah santri 3.464.334. Pada tahun 2012 jumlah pesantren meningkat tajam mencapai 27.230 dengan jumlah santri 3.759.198. Dan data terakhir pada tahun 2013 jumlah pesantren mencapai 29.535 dengan jumlah santri sebanyak 3.876.696.

Berdasarkan data tersebut, pondok pesantren diyakini memiliki potensi besar untuk terus berkembang, bukan hanya terbatas pada pengembangan aspek pendidikan, keagamaan, dan sosial, terutama juga aspek ekonomi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement