REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Situs Telkomsel diserang peretas pada Jumat (28/4) yang meninggalkan pesan berupa protes agar tarif internet diturunkan. Tampilan layar dalam situs Telkomsel sempat ditutupi tulisan berlatar belakang warna hitam dengan tulisan kata-kata kasar.
Peretas menggunakan kalimat menghujat dengan kata kotor yang termasuk memprotes paket internet Telkomsel. Paket Telkomsel yang memilah tarif berdasarkan layanan 2G/3G/4G serta layanan video HOOQ+VIU turut diprotes peretas.
Republika.co.id menelusuri paket tarif internet yang ditawarkan Telkomsel lewat layanan pra-bayar kartu Simpati. Dari aplikasi MyTelkomsel, paket internet atau Flash yang ditawarkan Telkomsel dibagi berdasarkan masa tenggang. Di layanan bulanan, ada paket Flash Bulanan Spesial, Flash Bulanan Ekstra, dan Flash Bulanan. Selain itu, Telkomsel juga menawarkan paket Flash Mingguan.
Dalam paket Flash Bulanan reguler, Telkomsel menawarkan kuota 14 GB dengan tarif hingga Rp 520 ribu untuk masa aktif 30 hari. Paket ini merupakan paket dengan kuota tertinggi dan tarif termahal untuk masa aktif 30 hari yang ditawarkan layanan Telkomsel Flash. Di paket ini, pelanggan akan mendapatkan kuota internet 14 GB ditambah kuota khusus jaringan 4G yang hanya berlaku 15 hari sebesar 5 GB. Paket ini akan memberikan tambahan akses ke layanan film dan video Telkomsel, HOOQ+VIU selama 30 hari dengan kuita VideoMax 7 GB.
Untuk kuota internet yang lebih rendah seperti 600 MB, Telkomsel mematok tarif hingga Rp 52.500, 2 GB dengan tarif Rp 95 ribu, dan 4 GB dengan tarif Rp 155 ribu.
Selain itu, Telkomsel menawarkan paket internet Social Max 2,01 GB dengan tambahan layanan kuota BBM 10 MB dan VideoMax 1 GB. Layanan ini dapat dinikmati dengan tarif Rp 100 ribu. Ada juga paket Flash Big Quta dengan akses ke layanan film dan video, HOOQ+VIU hingga 60 hari dengan tarif Rp 175 ribu.
Paket Flash Bulanan Spesial menawarkan harga spesial yakni kuota internet 2 Gigabytes (GB) dengan harga setelah diskon Rp 85 ribu dari sebelumnya Rp 95 ribu. Di paket ini, pelanggan dapat memanfaatkan layanan internet selama 30 hari dengan kuota Flash 2 GB dan diberikan ekstra kuota di jaringan 4G sebanyak 3 GB yang hanya berlaku selama 15 hari. Layanan ini juga memberikan akses ke layanan film dan video Telkomsel HOOQ+VIU dengan kuota VideoMax 5 GB.
Harga yang lebih mahal diberikan Telkomsel untuk kuota internet 4 GB yakni sebesar 145 ribu. Layanan ini akan memberikan ekstra kuota di jaringan 4G sebesar 3 GB dan VideoMax 6 GB. Di paket ini, Telkomsel juga menawarkan kuota 1 GB dengan tarif Rp 47.500, 8 GB dengan tarif Rp 300 ribu, dan 6 GB Rp 190 ribu.
Sementara itu, Flash Bulanan Ekstra menawarkan paket flash bulanan dengan tambahan kuota internet 4G dan bonus internet di waktu dini hari. Di layanan ini, kuota internet 1 GB memiliki tarif Rp 57.500 dari sebelumnya Rp 67.500. Paket kuota ini memberikan ekstra kuota internet 2 GB untuk dini hari yakni mulai pukul 00.00 hingga 07.00.
Setelah mendapat serangan peretas, Vice President Corporate Communications Adita Irawati dalam siaran pers, mengatakan terkait tarif berkaitan dengan kualitas yang ingin diberikan agar pelanggan dapat menikmati layanan broadband Telkomsel dimana pun berada. "Dalam menetapkannya kami merujuk pada komponen biaya jaringan, termasuk untuk kebutuhan akses bandwidth internasional," ujarnya, Jumat.
Untuk itu pihaknya menawarkan berbagai pilihan paket internet kepada pelanggan, dengan berbagai pilihan harga. Saat ini layanan Telkomsel hadir di 95 persen wilayah populasi Indonesia melayani seluruh pelanggan hingga ke pelosok negeri dan bahkan hingga perbatasan.
Layanan 4G Telkomsel juga telah hadir di sekitar 500 ibu kota/kabupaten untuk memberikan pelanggan pengalaman internet cepat.
Saat ini pelanggan Telkomsel mencapai 169 juta pelanggan dimana sekitar 50 persen di antaranya tercatat sebagai pelanggan 3G/4G. Telkomsel juga telah melaksanakan pembangunan sekitar 25.000 BTS baru sepanjang 2016, yang mana 92 persen di antaranya merupakan BTS 3G/4G. Telkomsel memiliki total BTS sekitar 137.000 unit, dengan komposisi BTS 3G/4G sebesar 61 persen. "Semua ini tentunya kami tujukan untuk bisa membantu masyarakat memperoleh akses telekomunikasi yang dapat mendukung aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di seluruh Indonesia," katanya.